Jenis/Pembagian Badal
قال ابن مالك مُطَابِقَاً أَو بَعْضَاً أَو مَا يَشْتَمِل عَلَيْهِ يُلفَى أَو كَمَعْطُوفٍ بِبَل.
1. Badal Muthabiiq
(مُطَابِق) وهو بَدَلُ الشيء مما هو مُطابقُ له
Badal Muthabiiq atau disebut juga Kul Min Kul ( كل مِنْ كل) adalah Badal yang memiliki tingkat kesamaan dan kesetaraan dengan Mubdal Minhu Perhatikan contoh-contoh berikut:
الطَّبِيْبُ خَالدٌ يُعَامِلُ المَرضَى مُعَامَلَةً حَسَنَةً
Seorang dokter yaitu (Kholid) memperlakukan Fasien dengan baik.
الطَّبِيْبُ : مبدل منه + مبتدأ مرفوع خَالدٌ : بدل مطابق مرفوع اِحْتَرَمَ زَيْدٌ أُسْتَاذَهُ خَالِدًا
Zaid menghormati gurunya yaitu (Kholid) أُسْتَاذَ : مبدل منه + مفعول به منصوب خَالِدًا : بدل مطابق منصوب _________
أَنَا سَأَزُوْرُ إِلَى جَاكَرْتَا مَعَ الصَّدِيْقِ خَالِدٍ
Aku akan berkunjung ke Jakarta bersama seorang kawan yaitu (Kholid).
الصَّدِيْقِ : مبدل منه + مجرور خَالِدًا : بدل مطابق مجرور 2.
2.Badal Ba’du Min Kul
( بعض من كل )
وهو الذي يكون فيه البدل جزءاً حقيقياً من المبدل منه وهو بدل الجزء من الشيء كله
Badal ba’du minkul adalah badal yang merupakan bagian pokok dari stuktur yang dimiliki oleh Mubdal Minhu, baik bagian ini hanya separuh kecil, besar atau bahkan sama rata. Perhatikan contoh-contoh berikut:
تَصَدَّقْتُ المالَ نِصْفَهُ
Aku bersedekah harta 1/2 nya.
Setengah adalah bagian dari pada harta
المالَ : مبدل منه + مفعول به منصوب
نِصْفَ : بدل بعض من كل، منصوب + مضاف
الهاء : مضاف إليه
فَحَصَ الطَّبِيْبُ المَرِيْضَ أَسْنَانَهُ
Seorang dokter memeriksa fasien yaitu (giginya). Gigi adalah bagian pokok dari apa yang ada pada tubuh yang dimiliki fasien. المَرِيْضَ : مبدل منه + مفعول به منصوب
أَسْنَانَ : بدل بعض من كل، منصوب + مضاف
الهاء : مضاف إليه
تسَلَّمَ خَالدٌ على أَهْلِ القَرْيَةِ زَعِيْمِهِمْ
Kholid bersalaman kepada penduduk kampung yaitu (pemimpin mereka). Pemimpi adalah bagian dari pada penduduk kampung
أَهْلِ : مبدل منه,مجرور + مضاف
القَرْيَةِ : مضاف إليه مجرور
زَعِيْمِ : بدل بعض من كل، مجرور + مضاف
هِمْ : بدل بعض من كل، منصوب + مضاف إليه _______
أُعْجِبْتُ بِالسَّيَّارَةِ لَوْنِهَا
Aku kagum dengan mobil ini yaitu kagum dengan (warnanya). Warna adalah bagian dari apa yang dimiliki oleh mobil.
السَّيَّارَةِ : مبدل منه,مجرور
لَوْنِ : بدل بعض من كل، مجرور + مضاف
الهاء : مضاف إليه ________
Pada umumnya, pada badal ba’du minkul harus terdapat dhamir pengikat yang sesuai dengan Mubdal Minhu dari segi Mudzakar, Muannats dan jumlah bilanganya seperti pada ketiga contoh di atas. Namun boleh juga tidak menyertakan dhamir, apabila dianggap aman dari kesalahfahaman dan apabila memenuhi salah satu ketiga syarat berikut:
●Apabila Badal Ba’du Minkul Ma’rifat dengan Alif Lam Contoh; إِذَا رَأَيْتَ وَالِدَكَ، قَبِّلْهُ اليَدَ Apabila kau melihat Ayahmu, kau cium-lah tanganya. Perhatikan Lafadz اليَدَ (Badal Ba’di Min Kul) namum tidak terdapat dhamir pengikut dengan Mubdal Minhu sebab sudah diganti dengan Alif Lam yang maknanya kembali kepada Ayah. Artinya, tangan adalah bagian dari yang dimiliki oleh Ayah.
Ketiga susunan dibawah adalah benar.
إِذَا رَأَيْتَ وَالِدَكَ، قَبِّلْهُ اليَدَ إِذَا رَأَيْتَ وَالِدَكَ، قَبِّلْهُ يَدَهُ إِذَا رَأَيْتَ وَالِدَكَ، قَبِّلْهُ اليَدَ مِنْهُ
●Apabila Badal Ba’du Min kul menjadi Badal dari Mubdal Minhu yang berada pada posisi Mustastna Minhu pada susunan Ististna Taam Manfi. Alasan tidak mesti memakai dhamir pengikat sebab Mustastna sudah merupakan bagian dari pada Mustasna Minhu.
Contoh;
مَا قَامَ الطُّلاَبُ إِلاَّ وَاحِدٌ مَا قَامَ الطُّلاَبُ إِلاَّ وَاحِدًا
Jadi dalam hal kedudunya ‘Irabnya boleh dua. Dijadikan Badal dan mengikuti ‘Irab Mundal Minhu atau dijadikan Mustastna yang dikecualikan dengan Illa إلا
●Apabila setelah Badal Ba’du Min kul terdapat lafadz (kata) yang masih merupakan bagian dari pada Mubdal Minhu
Contoh:
الكَلِمَةُ ثَلاَثَةُ أَقْسَامٍ اسْمٌ وَ فِعْلٌ وَ حَرْفٌ
Kalimat memiliki 3 bagian Isim, Fi’il dan Huruf. Lafadz اسْمٌ adalah Badal Ba’du Min Kul (bagian) dari lafadz ثَلاَثَةُ dimana setelahnya terdapat lafadz فِعْلٌ dan حَرْفٌ yang keduanya masih merupakan bagian dari pada Lafadz ثَلاَثَةُ. Jadi dalam kasus seperti ini tidak mesti ada dhamir pengikat.
Lihat Referensi: عباس حسن، النحو الوافي، ج٣, ص ٦٦٨ 3. Badal Isytimal ( بدل الاشتمال ) وهو بدل الشيء مما يتضمنه ويشتمل عليه، شريطة ألا يكون جزءاً حقيقيا من أجزاء المُبدل منه
3.Badal Isytimal adalah badal yang bukan merupakan bagian pokok dari stuktur yang dimiliki Mubdal Minhu. (kebalikan dari Badal Ba’du Min Kul)
Contoh:
أَعْجَبَنِي خَالِدٌ شَجَاعَتُهُ
Kholid membuatku kagum (keberanianya). Berani adalah sesuatu yang bukan pokok pada tubuh Kholid sebagaimana kepala, tangan dan mata. Namun sifat tambahan yang dimiliki Kholid.
خَالِدٌ : مبدل منه + فاعل مرفوع
شَجَاعَتُهُ : بدل الاشتمال مرفوع + مضاف
و الهاء : مضاف إليه
________ أَعْجَبتْنِي الوَرْدَةُ رَائِحَتُهُا
Bunga ini membuatku kagum (aromanya). Aroma bukan merupakan pokok yang dimiliki setiap bunga seperti halnya warna, sebab banyak juga bunga yang tidak beraroma namun tetap memiliki warna.
الوَرْدَةُ : مبدل منه + فاعل مرفوع
رَائِحَتُهُا : بدل الاشتمال مرفوع + مضاف
و الهاء : مضاف إليه
Terkait dhamir pengikat yang nempel pada Badal isytimal, ketentuanya sama seperti Ba’du Min Kul yaitu boleh diganti dengan Alif Lam Contoh:
قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (٤) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ(٥). سورة البروج
Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit. Yaitu parit yang didalamnya berapi dengan kayu bakar. Lafadz النَّارِ adalah badal Isytimal makrifat dengan Alif Lam sebagai ganti dari pada dhamir Pengikat.
تقدير : نار فيه ذات الوقود.
4.Badal Mubaayanah
(مباينة) وهو إبدال الشيء مما يغايره (يخالفه) بحيث لا يكون مطابقاً له في المعنى
Badal Mubaayanah atau disebut juga Mughaayarah adalah badal yang memiliki fungsi meralat Mubdal minhu dengan alasan kesalahan, lupa atau memalingkan. Biasanya ini terjadi dalam ucapan (bukan tulisan) Badal seperti ini dikelompokan menjadi tiga kategori:
a. Badal Gholat
(بدل الغلط) يُذكرُ المبدلُ منه خطأً، ويأتي البدلُ ليُصَوّبَ الخطأَ
Badal Gholat adalah badal yang berfungsi meralat kesalahan Mubdal Minhu
Contoh:
زُرْتُ اليَوْمَ إِلَى بَيْتِ خَالِدٍ – زُرْتُ اليَوْمَ إِلَى بَيْتِ زَيْدٍ
Hari ini aku berkunjung ke rumah kholid. Diralat dengan berkunjung ke rumah zaid. Hal ini semata-mata disebabkan kesalahan menyebut dan tidak bermaksud seperti itu.
بَيْتِ خَالِدٍ : مبدل منه مجرور بحرف الجر + مضاف و مضاف إليه
بَيْتِ زَيْدٍ : بدل الغلط مجرور بحرف الجر
b. Badal Nisyan
(بدل النسيان) يذكر فيه المبدل منه قصدا ويتبين للمتكلم فساد قصده
Badal Nisyan adalah badal yang berfungsi meralat maksud dari Mubdal Minhu disebabkan lupa
Contoh:
صَلَيْتُ أَمْسِ العَصْرَ فِي المَدْرَسَةِ – صَلَيْتُ أَمْسِ المغْرِبَ فِي المَدْرَسَةِ
Kemarin aku sholat Ashr di sekolah – diralat dengan sholat Maghrib. Kata Ashr pada awalnya adalah yang dimaksud, namun sebab lupa waktu pastinya, kemudian diralat dengan Maghrib.
العَصْرَ : مبدل منه + مفعول به منصوب
المغْرِبَ : بدل النسيان منصوب
c. Badal Idhrab
(بدل الإضراب)
وهو الذي يذكر فيه المبدل منه قصدا. ولكن ينصرف عنه ويتركه
Badal Idhrab adalah badal yang berfungsi memalingkan maksud dari Mubdal Minhu. Contoh:
اِذْهَبْ إِلَى المَدْرَسَةِ رَاكِبًا الدَّرَّاجَةَ – اِذْهَبْ إِلَى المَدْرَسَةِ رَاكِبًا السَّيَّارَةَ
Pergilah ke sekolah naik sepeda. Diralat dengan naik mobil. Memalingkan dari naik sepeda lalu diganti dengan naik mobil, secara tersirat mengandung larangan menaik sepeda meskupun tidak terdapat Nahyi secara dzahir. الدَّرَّاجَةَ : مبدل منه + مفعول به منصوب
السَّيَّارَةَ : بدل الإضراب منصوب
Catatan:
¤ Pada ketiga Badal ini (Gholat, Nisyan dan Idhrab) tidak disyaratkan terdapat Dhamir Pengikat antara Badal dan Mubdal Minhu)
¤ Untuk membedakan Badal Ghalat dan Idhrab cukup mudah. Apabila Mubdal Minhu disebut dengan tanpa maksud (alasanya samata-mata karena kesalahan), maka dia Badal Ghalat. Namun apabila disebut dengan sengaja dimaksud (bukan kesalahan) lalu dipalingkan, maka dia Badal Idhrab.
قال ابن مالك وَذَا لِلاضْرَابِ اعْزُ إِنْ قَصْدَاً صَحِبْ وَدُونَ قَصْدٍ غَلَطٌ بِهِ سُلِبْ _______
Sebagian Ulama ada yang menambahkan selain ke 4 badal di atas yang disebut dengan Badal Kul Min Ba’di (بدل الكل من البعض) yaitu Pengganti keseluruhan dari sebagian.
Contoh:
فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئًا(٦٠) جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدَ الرَّحْمَنُ عِبَادَهُ بِالْغَيْبِ (٦١). سورة مريم
Lafadz الْجَنَّةَ adalah Mubdal Minhu dan Lafadz جَنَّاتِ adalah Badal Kul Min Ba’di.
Lihat Referensi: عباس حسن،النحو الوافي، ج٣، ص ٦٧٤
Tidak ada komentar:
Posting Komentar