Perluasan Masalah Badal
Mafhum Badal (مفهوم البدل) Pada materi badal terdapat dua istilah yaitu Badal (بدل) sebagai pengganti/pengikut dan Mubdal Minhu (مُبْدَلٌ مِنْهُ) sebagai yang diganti/diikuti Perhatikan contoh berikut:
جَاءَ النَّاجِحُ إِلى بَيْتِي
Seorang yang sukses telah datang ke rumahku رَأَيْتُ التَّاجِرَ
Aku melihat seorang pedagang.
Ketika seseorang mendengar dua kalimat di atas, pasti merasa ada sesuatu yang belum sempurna sebab tidak jelas siapa yang dimaksud dengan “seorang yang sukses” dan “seorang pedagang“. Disini Badal berperan untuk memperjelasnya. Misalkan kita tambahkan lafadz خَالد dan زَيْد (sebagai Badal), maka semuanya terlihat jelas bahwa yang dimaksud orang sukses dan pedagang tersebut adalah Kholid dan Zaid.
جَاءَ النَّاجِحُ إِلى بَيْتِي خَالِدٌ
Seorang yang sukses yaitu (Kholid) telah datang ke rumahku
النَّاجِحُ : مبدل منه / متبوع + فاعل خَالِدٌ : بدل / تابع رَأَيْتُ التَّاجِرَ زَيْدًا
Aku melihat seorang pedagang yaitu (Zaid) التَّاجِرَ : مبدل منه / متبوع + مفعول به زَيْدًا : بدل / تابع
Definisi Badal
(تعريف البدل) هو اللفظ التابع المقصود وحده بالحكم نسب إلى تابعه من غير أن تتوسط بينهما في الأغلب واسطة لفظية
قال ابن مالك التَّابعُ المَقْصُودُ بالْحُكْمِ بلا # وَاسِطَةٍ هُوَ المُسَمَّى بَدَلا
Badal adalah lafadz yang mengikuti lafadz Mubdal Minhu yang berperan sebagai objek atau target yang dimaksud dari Mubdal Mihu. Pada umumnya antara badal dan mubdal minhu tidak terdapat perantara. Maksud perantara di sini yaitu sesuatu yang menghubungkan antara Badal dan Mubdal Mihu. Hubungan keduanya tidak seperti yang terjadi pada ‘Athaf Nasaq yang diperantarai dengan Huruf ‘Athaf. Ini dilihat dari keumuman. Adapun apabila posisi Mubdal Minhu berada pada tempat Majrur dengan Huruf Jar, maka badal boleh diperantarai dengan cara mengulangi huruf Jar tersebut. Contoh:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا
Dhamir لَكُمْ dan عَلَيْنَا pada kedua Ayat AlQuran di atas adalah Mubdal Minhu yang menempati posisi Majrur dengan Huruf Jar. Lalu kedua lafadz لِمَنْ dan لِأَوَّلِنَا sebagai badal. Keduanya sama-sama didahului huruf Jar seperti pada mubdal minhu.
Contoh Badal;
كَانَ رَئِيْسُ اِتِّحَادِ الطَّلَبَةِ خَالِدٌ صَادِقًا وَ عَادِلاً
Ketua senat mahasiswa (kholid) dia jujur dan adil. Lafadz رَئِيْسُ adalah mubdal minhu dan lafadz Kholid sebagai Badal Contoh ‘Irab:
كَانَ : فعل ناقص / ناسخ رَئِيْسُ : اسم كان + مبدل منه + مضاف اِتِّحَادِ : مضاف إليه الطَّلَبَةِ : مضاف إليه خَالِدٌ : بدل صَادِقًا : خبر كان + معطوف عليه وَ : حرف عطف عَادِلاً : معطوف
Fungsi Badal
¤ Memperjelas dan memperkuat makna Mubdal Minhu
¤ Membatasi kemungkinan lahirnya multi tafsir dari yang dimaksud dengan Mubdal Minhu Pada umumnya, ketika fungsi dari pada Badal ini adalah untuk memperkuat, maka kedua lafadz badal dan Mubdal Minhu harus dari lafadz berbeda. Meskipun ada juga dari lafadz yang sama, namun sedikit. Seperti pada Surah Al-Fatihah. اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ. سورة الفاتحة ٦-٧ Terjemah: Tunjukilah kami jalan yang lurus (6). Yaitu Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Lafadz الصِّرَاطَ pertama adalah Mubdal Minhu dan الصِّرَاطَ kedua adalah Badal Muthabiiq Adapun apabila keluar dari fungsi di atas (tidak berfaidah memperjelas), maka sama sekali tidak dikatakan badal melainkan sebagai Taukid Lafdzi Seperti جَاءَ خَالدٌ خَالدٌ
Lihat Referensi: عباس حسن، النحو الوافي، ج ٣, ص٦٦٤
Tidak ada komentar:
Posting Komentar