Kamis, 05 November 2020

Munada

 Pengertian Munada


اسم وقع بعد حرف من احرف النداء


Definisi Munada : kalimah isim yang dinamakan  sesudah atau jatuh setalah huruf   nida


Dalam bahasa arab, nida' artinya ialah  seruan .


Contoh Munada:

 ياَ عَبْدَ اللهِ

"Wahai, Abdullah"


Huruf nida’ berjumlah tujuh macam, yaitu

يا=َ أ= أَيْ= آ= هَياَ=أَياَ=وَا


Keterangan :


 

》(أَيْ) dan (أَ) dipakai  untuk menyeru sesuatu yang dekat.

》 (أَياَ), (هَياَ) dan (آ) guna  menyeru sesuatu yang jauh.

》(ياَ) untuk seluruh  munada, baik dekat, jauh atau sedang.

》 (وَا) guna  ratapan, yaitu dipakai  untuk meratapi sesuatu yang dirasakan  sakit, Contoh: (وَا كَبِدِي!)


Sedangkan andai  (ياَ) ditentukan dalam menyeru nama Allah ta’ala, sampai-sampai  nama Allah jangan  diseru dengan yang lainnya, dan dalam istighatsah (permintaan tolong), sampai-sampai  tidak diizinkan  meminta bantu  dengan selain  (ياَ)


Huruf  (وَا) ditentukan guna  nudbah (ratapan).


Macam-Macam Munada


1. Munada mufrad alam atau mufrad ma’rifat

 ialah  munada yang tidak berupa mudlaf atau syibhul mudlaf, baik munada tersebut  berupa tatsniyyah atau jama’, laksana  (ياَ زَيْدُ), (ياَ زَيْدَانِ), dan (ياَ زَيْدُونَ).


2. Munada nakirah maqshudah

Yaitu seluruh  isim nakirah yang jatuh sesudah  huruf   nida’ dan dimaksudkan guna  memu’ayyankannya (untuk sesuatu yang tertentu), Contoh :(ياَ رَجُلُ) “Wahai anak muda.”


3. Munada nakirah ghairu maqsudah

seluruh  isim nakirah yang jatuh sesudah  huruf   nida’ yang dimaksudkan tidak guna  sesuatu yang tertentu, laksana  orang buta yang menyampaikan  (ياَ رَجُلاً خُذْ بِيَدِي) “Wahai anak muda! Peganglah tanganku.”


4. Munada mudlaf. munada yang berupa rangkaian  mudlaf-mudlaf ilaih, laksana  (ياَ غُلاَمَ زَيْدٍ).


5. Munada syibhul mudlaf. munada yang berupa lafal yang memerlukan  pada lafal yang lainnya guna  kesempurnaan maknanya, laksana  (ياَ طاِلِعاً جَبَلاً)


Ketentuan Munada


Apabila sebuah  kata ada  AL ( الُْ) ada sejumlah  ketentuan dalam pemanggilannya.


1. Kata yang di panggil I’robnya marfu’

2. Menambahkan lafazh sesudah  huruf   nida’:

a. أَيُّهَا Bagi  isim mudzakkar

b. أَيَّتُهَا Bagi  isim muannats

Contoh: يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ =يَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ= يَا أَيَّتُهَا الْمَرْأَةُ= يَا أَيَّتُهَا الْمُسْلِمَاتُ


3. Khusus guna  lafazh jalalah Allah الله, melulu  boleh memakai  huruf   nida’ يَا . Contoh: يَا اَللهُ Biasanya guna  memanggil lafzhul jalalah Allah dipakai  اَللّهُمَّ


4. Terkadang  huruf  Nida di buang


 Contoh:

 رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ 

Asalnya ialah  يَا رَبَّنَا يُوْسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا 


5. Jika munada mudhof untuk  ya’ mutakallim maka ya’ boleh dibuang.

 Contoh: 

يَا رَبِّ 》 يَا رَبِّى  



Refrensi : Kitab Jami'u durus al arobiyah hal 109 cetakan darul kutub al alamiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar