Terkait Khobar yang bentuknya berupa Jumlah ( Ismiyyah dan Fi’liyyah), apabila dalam jumlah tersebut tidak terdapat pengikat Dhamir yang kembali kepada Mubtada, baik secara dzahir maupun makna, maka jumlah tersebut bukanlah Khobar.
Contoh:
الطَّالبُ خَالدٌ قَامَ
الطَالِبُ قَامَ مُحَمَدٌ
Jumlah خالد قام dan قام محمد bukan khobar dari Mubtada lafadz (الطالب) sebab tidak adanya pengikat secara dzahir yaitu Dhamir dan juga secara makna. Artinya susunan diatas sama sekali tidak saling berhubungan atau saling menjelaskan. Dengan begitu, setidaknya terdapat dua pengikat sehingga kata atau kalimat tersebut sah di’irab sebagai khobar.
■Adanya dhomir yang kembali kepada Mubtada contoh:
الطَالِبُ قَامَ أَبُوْهُ
Seorang pelajar telah berdiri.
Dhomir هاء sebagai pengikat antara Mubtada dan Khobar sehingga susunan قام أبوه sah di’irab sebagai khobar.
■Adanya Isim Isyarah yang maknanya kembali kepada mubtada
Contoh:
طَلَبُ العِلْمِ ذَلِكَ خَيْرٌ Mencari ilmu, itu baik
طَلَبُ: مبتدأ العِلْمِ: مضاف إليه ذا: مبتدأ ثان خَيْرٌ: خبر الثاني، والرابط اسم الإشارة ذَلِكَ أي: طلب العلم
قال ابن مالك وإن تكن إياه معنى اكتفى# بها كنطقي الله حسبي وكفى
Tidak ada komentar:
Posting Komentar