Sabtu, 31 Oktober 2020

Syarat merubah isim menjadi jamak mudzakar salim

    Isim-isim yang dapat dijamak dengan jamak mudzakkar salim  dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 


1. Isim Alam 


  Isim Alam sendiri memiliki dua kelompok yaitu Isim Jamid dan Muystaq.


● Isim Alam Jamid yaitu isim yang benar-benar menunjukan nama orang (bukan yang berasal dari bentuk sifat lalu dijadikan nama orang seperti: 


إبراهيم / سعد (Ibrahmih/Sa’ad) 


●Isim Alam Muystaq yaitu isim yang pada awalnya berupa sifat lalu dijadikan nama orang seperti: 


فاضل / خالد (Fadhil / Kholid) 


Syarat dan ketentuan


   Untuk membuat Jamak Mudzakkar Salim dari Isim Alam terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut: 


■Harus Mudzakar / Berakal  / Tidak diakhiri Ta’ Ta’nist 


Contoh:


 زَيدٌ -» زَيْدُوْنَ / عَلِيٌ -» عَلِيُونَ


 Catatan: Isim Alam semuanya berstatus makrifat yang menunjukan kepada 1 nama orang khusus. lalu kemudian dijamak dengan mudzakkar salim maka statusnya berubah menjadi nakirah (umum). Jadi apabila bentuk jamaknya ingin dimakrifatkan kembali, maka harus ditambahkan Alif Lam Ta’rif atau didahului huruf nida (panggil) atau diidhafatkan kepada isim makrifat.

 Ketentuan ini sama dengan Isim alam apabila ingin dirubah ke bentuk Mutsanna.


 Contoh:


 ذَهَبَ زَيْدُوْنَ إِلى السُّوقِ 


Orang2 yang bernama zaid pergi ke pasar. 


Mereka semuanya umum (tidak menentu zaid mana saja yang pergi). Namun ketika diberi tanda seperti ال/يا/إضافة maka zaid2 yang pergi itu adalah mereka yang dimaksud/dikhususkan. 


Misalkan yang dimaksud adalah zaid bin udin, zaid bin agus, zaid bin asep. 


Contoh:


 ذَهَبَ الزَيْدُوْنَ إِلى السُّوقِ 


Para zaid itu pergi ke pasar يازَيْدُوْنَ Wahai para zaid Sebab memakai kata panggil, maka otomatis yang dipanggil adalah mereka zaid yang dimaksud. Dengan adanya syarat isim alam diatas seperti  Harus Mudzakar / Berakal / Tidak diakhiri Ta’ Ta’nist, maka isim-isim berikut ini tidak dijamak dengan Jama’ Mudzakkar Salim diantaranya ialah: 


○Isim untuk nama perempuan seperti زينب, نوال ، سعاد (Su’aad, Nawal, Zainab). Isim seperti ini dijamak dengan Jamak Muannats Salim.


○ Isim yang bukan nama orang seperti ولد/غلام/إنسان (Manusia, Budak, Anak) Isim seperti ini dijamak dengan Jamak Taksir. Terkecuali apabila memiliki tambahan huruf  Iya ي Nisbah, maka dia boleh dijamak dengan Jamak mudzakkar salim sebab Iya Nisbah berfaidah sifat. 


Contoh: إِنْسَانِيٌّ -» إنسَانِيُّوْنَ Sifat kemanusiaan (Manusiawi) 


○Isim yang diakhiri Ta’ Tanist seperti حمزة – طلحة – معاوية (Hamzah, Mu’awiyah, Talhah dan lainya) 


Menurut Ulama Kuffah ” Isim-isim yang diakhiri dengan Ta’ Tanist boleh dijamak dengan Jamak Mudzakkar Salim namun Huruf Ta’ mesti dibuang terlebih dahulu. 


Contoh طلحة -» طلحون 


Sedangkan menurut Ulama Bashrah “Isim-isim teresebut tetap dijamak dengan Jamak Muannats Salim طلحة -» طلحات


○ Isim alam tidak berakal seperti ( هلال/يوم dll). Isim seperti ini dijamak dengan Jamak taksir.


2. Sifat Isim


 kedua yang bisa dirubah kedalam bentuk Jamak Mudzakkar Salim yaitu sifat 


Syarat dan ketentuan: 


●Harus untuk Mudzakar. 

Contoh:


Benar مُجْتَهِدٌ -» مُجْتَهِدُوْنَ •

Benar⁦⁩ مَاهِرٌ -» مَاهِرُوْنَ•

Salah ⁦⁩ مرضع -» مرضعون•

Salah  حَائِضٌ -» حَائِضُوْنَ


Kenapa مرضعون/حَائِضُوْنَ salah ? sebab bermakna menyusui dan haid yang secara fitrah bukan sifat khusus lelaki. Jadi untuk kata-kata yang berkaitan dengan sifat khusus wanita hanya dijamak dengan Jamak Muannats Salim 


مُرْضِعٌ -» مُرْضِعَاتٌ ⁦⁩ حَائِضٌ -» حَائِضَاتٌ 


●Harus untuk berakal. 


Contoh:


benar مجتهد -» مجتهدون

salah⁦⁩ صَاهِلٌ -» صاهلون

salah  ناهق -» ناهقون 


Kenapa صاهلون dan ناهقون salah ? sebab keduanya merupakan bentuk sifat yang dipergunakan untuk yang tidak berakal (suara kuda/suara keledai). Jadi sifat seperti itu dijamak dengan jamak muannats salim.

 Contoh


 الأحمِرةُ ناهقاتٌ Keledai-Keledai itu meringkik Atau tidak dijamak sama sekali sebab jamak tidak berakal sama dengan satu muannats. 


Contoh:


 الأحمِرةُ ناهقة Keledai-Keledai itu meringkik Tidak diakhiri Ta’ Ta’nist.


 Contoh

 مجتهد -» مجتهدون ⁦⁩

 مجتهدة -» مجتهدتون 


Kenapa yang kedua salah ? sebab mufradnya diakhiri Ta’ Tanist. 

Jadi sifat yang berakhiran Ta’ Tanist dijamak dengan jamak muannats salim.


 Contoh مجتهدة -» مجتهداتٌ 


●Bukan sifat yang berwazan أفعل yang muannatsnya berwazan فعلاء diantaranya:


 أحمر (mudzakar) -» حمراء (muannats)

 أخضر -» خضراء

 أسود -» سوداء 

أصفر -» صفراء

 أبيض -» بيضاء 


Semua kata seperti diatas di jamak dengan jamak muannats salim.

 Contoh 


خضراء -» خضروات ⁦⁩

 بيضاء -» بيضوات

 ⁦⁩ أخضر -» أخضرون

 أبيض -» أبيضون 


Atau sifat yang berwazan فعلان yang muannatsnya berwazan فعلى 


contoh


 سَكْرَان (mudzakar) -» سَكْرَى (muannats) ⁦⁩ Semua kata seperti diatas dijamak dengan jamak taksir. 


Contoh سكران (mufrad) -» سُكارَى (jamak) ⁦⁩ Ini pendapat Ulama Bashrah. Sedangkan menurut Ulama Kuffah “Kata seperti سكران dan أحمر boleh dijamak dengan Jamak Mudzakkar Salim sebab sudah lumrah dan banyak tersebar di arab bahwa sampai saat ini.


 Contoh: سكران (mufrad) -» سَكْرَانُوْنَ (jamak) ⁦⁩ Mereka yang mabuk 


Lihat referensi: شرح المفصل،ج ٥, ص ٥٩ و ٦٠ عباس حسن النحو الوافى، ج ١, ص١٤٣ 

Syarat merubah isim menjadi isim tatsniyah

 Ketentuan Isim-Isim agar bisa dirubah dengan Mutsanna 


Mayoriyas Ulama Nahwu menetapkan beberapa syarat agar isim-isim bisa dibentuk dengan Mutsanna yaitu: 


●Harus Mu’rab Syarat pertama yaitu harus dari kelompok Isim Mu’rab (Isim yang harokat akhirnya berubah-ubah). 


Adapun untuk kelompok Isim-isim Mabni tidak bisa dirubah dengan Mutsanna kecuali untuk Isim Isyarah dan isim maushul هٰذَا/ هٰذه / الذي / التي meskipun keempat isim ini dalam bentuk Mufradnya termasuk Mabni. 


Contoh:


 هٰذَانِ كِتَابَانِ / اشْتَرَيْتُ هٰذَيْنِ كِتَابَيْنِ / اسْتَفَذْتُ مِنْ هٰذَيْنِ: كِتَابَيْنِ


 ●Harus Mufrad Syarat kedua agar isim bisa dirubah ke bentuk Mutsanna yaitu harus tunggal. 


Contoh


 نَجْمٌ -» نَجْمَانِ / وَلَدٌ -» وَلَدَانِ / كِتَابٌ -» كِتَابَانِ 


Dengan demikian Jamak Mudzakkar dan Muannats Salim tidak bisa dibuat menjadi Mutsanna. 


Adapun untuk Jamak Taksir terkadang bisa dirubah ke bentuk Mutsana seperti


 جِمَالٌ -» جِمَالَيْنِ رَكْبٌ -»رَكْبَيْنِ kata جِمَالٌ bentuk jamak dari جَمَلٌ (unta) dan (رَكْبٌ) bentuk jamak dari رَاكِبٌ (menunggang)bisa juga bentuk jamaknya رَاكِبُونَ atau رُكَّابٌ 


●Harus Nakirah (umum) Syarat ketiga agar isim bisa dirubah ke bentuk Mutsanna yaitu harus Nakirah. Dengan demikian untuk Isim Alam tidak bisa dirubah ke Mutsanna maupun Jamak sebab berstatus Makrifat. Terkecuali Isim ‘Alam tersebut akan kehilangan status makrifatnya maka boleh dirubah ke bentuk Mutsanna maupun Jamak Mudzakar Salim. 


Contoh:


 زَيْدٌ Nama Zaid (Mufrad Makrifat)

 زَيْدَانِ Dua nama zaid (Mutsana nakirah) 


Apabila Mutsanna lafadz زَيْدَانِ ingin dimakrfatkan kembali, kita mesti menambahkan Alif Lam Ta’rif, Ya’ Nida atau diidhafatkan kepada isim makrifat. 


Contoh:


 جاءَ الزَيْدَانِ يَا زَيْدَانِ جاءَ زَيْدَاكَ



Kamis, 29 Oktober 2020

amil mafu'l muthlaq

 Amil-amil yang menashabkan Maf’ul Mutlaq


 1). Mashdar 


‘Amil pertama yang menashabkan Maf’ul Mutlaq adalah Mashdar, baik secara Makna dan Lafadz atau secara Makna tanpa Lafadz 


●Secara makna dan lafadz. 


Contoh:

 قوله تعالى قالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزاؤُكُمْ جَزاءً مَوْفُوراً. سورة الإسراء ٦٥ 


(Allah) berfirman, “Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh, neraka Jahanamlah balasanmu semua, sebagai pembalasan yang cukup.

 

جَزاءً مَوْفُوراً : مفعول مطلق منصوب و موصوف 


Lafadz جَزاءً adalah Maf’ul Mutlaq dan Lafadz جَزاؤ (Mashdar) sebagai ‘amil yang menashabkanya. Antara mereka berdua terdapat kesamaan dari segi makna dan lafadz yaitu terdiri dari huruf-huruf ( ج/ز/ا/ء


●Secara makna tanpa lafadz. 


Contoh: 


أَعْجَبَنِي إِيْمَانُكَ بالرسول تَصْدْيْقًا 


Imanmu terhadap Rasul sebagai pembenaran telah membuatku kagum.


Lafadz تَصْدْيْقًا adalah naib/pengganti maf’ul mutlaq dan lafadz إِيْمَانُكَ (mashdar) sebagai ‘amilnya yang menashabkanya. Antara mereka berdua hanya sama dari segi makna namun lafadznya berbeda. Jadi disini untuk ‘Irab تَصْدْيْقًا bukan Maf’ul Mutlaq, melainkan “Niyabah” (pengganti) Maf’ul Mutlaq karena lafadznya berbeda dengan ‘amilnya. Akan diperjelas dibawah. 


2). Fi’il


 ‘Amil kedua yang menashabkan Maf’ul Mutlaq adalah Fi’il. 


Contoh: 


قوله تعالى مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا 


Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).

 تَبْدِيلًا :

 مفعول مطلق منصوب لتأكيد


 Lafadz تَبْدِيلًا adalah Maf’ul Mutlaq dan lafadz بَدَّلُوا (Fi’il) sebagai ‘Amil yang menashabkanya. 


Syarat fi’il yang bisa dijadikan ‘amil untuk maf’ul mutlaq: 

●Harus Fi’il yang Mutasharif (bukan Jamid) seperti Fi’il عسى dan ليس 

●Harus Fi’il Taam (bukan Naaqis) seperti fi’il naqis كان dan sudarinya. 


كان خالد ناجحا كونًا


 Lafadz كونًا tidak sah menjadi Maf’ul Mutlaq. ●Bukan Fi’il yang menghapus hukum ‘irab Mubtada dan Khobar, seperti ظَنَّ dan saudarinya.


 ظننت خالدا ناجحا ظَنّا


 Lafadz ظَنّا tidak sah menjadi Maf’ul Mutlaq. ●Bukan Fi’il Ta’ajub yang dipakai pada uslub ta’ajjub. 

Contoh


 مَا أجْمَلَ المَنَاظِرَ جملاً 


Lafadz جملاً tidak sah menjadi Maf’ul Mutlaq. 


3). Isim Muystaq


 ‘Amil ketiga yang menashabkan Maf’ul Mutlaq adalah Isim muystaq yang mencakup Isim fa’il, Isim maf’ul dan sighah mubalagah. Adapun untuk Isim tafdhil dan sifat musyabahah tidak termasuk ‘amil yang menashabkan maf’ul mutlaq kecuali menurut Ibnu Hisyam.


 Contoh untuk ‘Amil Isim Fa’il:


 وَالصَّافَّاتِ صَفًّا. سورة الصافات 

١ صَفًّا : مفعول مطلق منصوب عامله اسم فاعل الصَّافَّاتِ


Contoh sederhana:


 أنا ضَارِبٌ زيداً ضرباً 


Aku memukul zaida dengan sebenarnya pukulan.


 Lafadz ضرباً Maf’ul Mutlaq dan Isim Fa’il ضَارِبٌ selaku ‘amil yang menashabkanya.


 Contoh untuk ‘Amil Isim Maf’ul: 


خَالِدٌ مَضْرُوْبٌ ظَرْبًا 


Kholid dipukul dengan sebenarnya pukulan.


Lafadz ضرباً Maf’ul Mutlaq dan Isim Maf’ul مَضْرُوْبٌ selaku ‘amil yang menashabkanya. 


Contoh untuk ‘amil shighah mubalaghah:


 خَالدٌ فَرِحٌ فَرْحًا 


Lafadz فَرْحًا Maf’ul Mutlaq dan Isim Syigh Mubalaghah فَرِحٌ sebagai ‘Amil yang menashabkanya. 



Apakah bentuk Mashdar yang dijadikan Maf’ul Mutlaq mesti dari kata/huruf yang sama seperti fi’ilnya ? 



Tidak mesti, dalam hal ini terbagi menjadi tiga bagian. 


●Bentuk Mashdar yang dijadikan Maf’ul Mutlaq adalah hasil pembentukan dari fi’ilnya (sama lafadz) قَعَدَ خَالدٌ قُعُوْدًا 


●Bentuk Mashdar yang dijadikan Maf’ul Mutlaq berbeda Lafadz dengan Lafadz fi’ilnya. قَعَدَ خَالدٌ جُلُوْسًا 


●Bentuknya bukan Mashdar, melainkan Isim Mashdar 


وَاللَّهُ أَنبَتَكُم مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا 


Lafadz نَبَاتًا Maf’ul Mutlaq namun dia bukan Mashdar dari Fi’il أَنْبَتَ yang seharusnya إنْبَاتًا. 


Lafadz نَبَاتًا adalah Isim Mashdar.

Minggu, 25 Oktober 2020

Pembuangan kana beserta isimnya

    Kana terkadang dibuang sekaligus Isimnya apabila terletak setelah In atau Lau (إِنْ/لو) Syartiyah :


 قال ابن مالك وَيَحْذِفُوْنَهَا وَيُبْقُوْنَ الْخَبَر  #  وَبَعْدَ إِنْ وَلَوْ 

كَثِيْرَاً ذَا اشْتَهَرْ


  Mereka “Orang Arab”, membuang kaana berikut isimnya dan hanya menyisakan khobar


Demikian ini sering terjadi yaitu ketika Kana berada setelah “Huruf In (إن) Syarthiyah” atau “lau (لَوْ) syarthiyah”. 


Contoh: 


كُلٌّ يُحَاسَبُ عَلى عَمَلِهِ، إِنْ خَيْرًا فَخَيْرٌ وَإِنْ شَرًّا فَشَرٌّ


 Semua akan diperhitungkan atas ‘amalnya, apabila (amalnya) baik maka balasanya baik, apabila (amalnya) jelek maka balasanya jelek. 


Apabila ditampakan: إِنْ كَانَ عَمَلُهُ خَيْرًا فَجَزَاؤُهُ خَيْرٌ وَإِنْ كَانَ عَمَلُهُ شَرًّا فَجَزَاؤُهُ شَرٌّ

Tasrif Kana dan teman-temanya

   Tashrif fi’il كَانَ Kana seperti Fi’il biasa pada umumnya memiliki bentuk tashrif berbeda-beda. Terdapat tiga perubahan bentuk ketika dia beramal Merafakan Isim dan Menashabkan Khobar yaitu dalam bentuk Fi’il Madhi, Mudhari‘ dan ‘Amr 


Tashrif Lughawi Fi’il كان Madhi: 


هو كَانَ / هما كَانَا / هم كَانُوا / هِي كَنَتْ / هما كَانَتَا / هُنَّ كُنَّ /أَنْتَ كُنْتَ / أنتُما كُنْتُمَا / أنتم كُنْتُمْ / أنتِ كُنْتِ / أنتما كُنْتُمَا / أنتُنَّ كُنْتُنَّ / أنا كُنْتُ / نَحْنُ كُنَّا 


Tashrif Lughawi Fi’il كان Mudhari’


 هو يَكُونُ / هما يَكُونَانِ / هم يَكُونُونَ / هي تَكُونُ / هما تَكُونَانِ / هُنَّ يَكُنَّ / أنتَ تَكُونُ / أنتما تَكُونَانِ / أنتم تَكُونُونَ / أنتِ تَكُونِينَ / أنتما تَكُونَانِ / أنتُنَّ تَكُنَّ / أنا أكون / نحن نكون 


Tashrif Lughawi Fi’il كان ‘Amr


 أنتَ كُنْ / أنتما كُوْنَا / أنتم كُوْنُوا / أنتِ كُونِي / أنتما كُوْنَا / أنتُنَّ كُنَّ 


Contoh: 


كَانَ الطِفْلُ مُجْتَهِدًا


 Anak itu terbukti rajin يَكُوْنُ الطِفْلُ مُجْتَهِدًا Anak itu sedang terbukti rajin كُنْ مُجْتَهِدًا Rajinlah kau  Contoh ‘Irab


  كَانَ الجَوُّ بَارِدًا 


كَانَ : فعل ماضي ناقص مبنى على الفتح●

 الجَوُّ : اسم كان مرفوع وعلامته الضمة لأنه اسم مفر ●بَارِدًا : خبر كان منصوب وعلامته الفتحة لأنه اسم مفرد 


كُنْ مُجْتَهِدًا

●      

كُنْ : فعل أمر ناقص  مبني على السكون ، واسم كان ضمير مستتر تقديره أنت

 مُجْتَهِدًا : خبر كان منصوب بالفتحة




Tashrif ظَلَّ Tashrif Lughawi Fi’il zalla Madhi: 


هو ظَلَّ / هما ظَلَّا / هم ظَلُّوا / هِي ظَلَّتْ / هما ظَلَّتَا / هُنَّ ظَلِلْنَ /أَنْتَ ظَلِلْتَ / أنتُما ظَلِلْتُمَا / أنتم ظَلِلْتُمْ / أنتِ ظَلِلْتِ / أنتما ظَلِلْتُمَا / أنتُنَّ ظَلِلْتُنَّ / أنا ظَلِلْتُ / نَحْنُ ظَلِلْنَا 


Tashrif Lughawi Fi’il zalla Mudhari’:


 هو يَظَلُّ / هما يَظَلَّانِ / هم يَظَلُّونَ / هي تَظَلُّ / هما تَظَلَّانِ / هُنَّ يَظْلَلْنَ / أنتَ تَظَلُّ / أنتما تَظَلَّانِ / أنتم تَظَلُّونَ / أنتِ تَظَلِّينَ / أنتما تَظَلَّانِ / أنتُنَّ تَظْلَلْنَ / أنا أَظَلُّ / نحن نَظَلُّ 


Tashrif Lughawi Fi’il zalla ‘Amr:


 أنتَ ظَلَّ / أنتما ظَلَّا / أنتم ظَلُّوا / أنتِ ظَلِّي / أنتما ظَلَّا / أنتُنَّ اِظْلَلْنَ 


Contoh ‘Irab zalla


 ظَلَّ الطَّالِبَانِ رَاسِبَيْنِ

 Dua siswa tetap/masih gagal 


  ظَلَّ: فعل ماضٍ ناقص مبني على الفتح 

الطَّالِبَانِ: اسم ظَلَّ مرفوع علامته الألف لانه مثنى رَاسِبَيْنِ: خبر ظَلَّ منصوب علامته الياء لانه مثنى



Tashrif fi’il أَصْبَحَ Tashrif Lughawi Fi’il Madhi:


 هو أَصْبَحَ / هما أَصْبَحَا / هم أَصْبَحُوا / هِي أَصْبَحَتْ / هما أَصْبَحَتَا / هُنَّ أَصْبَحْنَ /أَنْتَ أَصْبَحْتَ / أنتُما أَصْبَحْتُمَا / أنتم أَصْبَحْتُمْ / أنتِ أَصْبَحْتِ / أنتما أَصْبَحْتُمَا / أنتُنَّ أَصْبَحْتُنَّ / أنا أَصْبَحْتُ / نَحْنُ أَصْبَحْنَا 


Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari’: 


هو يُصْبِحُ / هما يُصْبِحَانِ / هم يُصْبِحُونَ / هي تُصْبِحُ / هما تُصْبِحَانِ / هُنَّ يُصْبِحْنَ / أنتَ تُصْبِحُ / أنتما تُصْبِحَانِ / أنتم تُصْبِحُونَ / أنتِ تُصْبِحِينَ / أنتما تُصْبِحَانِ / أنتُنَّ تُصْبِحْنَ / أنا أُصْبِحُ / نحن نُصْبِحُ 


Tashrif Lughawi Fi’il ‘Amr:


 أنتَ أَصْبِحْ / أنتما أَصْبِحَا / أنتم أَصْبِحُوا / أنتِ أَصْبِحِي / أنتما أَصْبِحَا / أنتُنَّ أَصْبِحْنَ 


Contoh ‘Irab


  أصبح الطَّالبُ يَفْهَمُ


 أصبح : فعل ماض ناقص مبني على الفتح

 الطَّالبُ : اسم أصبح مرفوع وعلامة رفعه الضمة الظاهرة في آخره 

يفهم : فعل مضارع مرفوع وعلامة رفعه الضمة الظاهرة على آخره وفاعله ضمير مستتر تقديره هو ، والجملة من الفعل والفاعل خبر أصبح


Tashrif Fi’ilأَضْحَى Tashrif Lughawi Fi’il Madhi: 


هو أَضْحَى / هما أَضْحَيَا / هم أَضْحَوْا / هِي أَضْحَتْ / هما أَضْحَتَا / هُنَّ أَضْحَيْنَ /أَنْتَ أَضْحَيْتَ / أنتُما أَضْحَيْتُمَا / أنتم أَضْحَيْتُمْ / أنتِ أَضْحَيْتِ / أنتما أَضْحَيْتُمَا / أنتُنَّ أَضْحَيْتُنَّ / أنا أَضْحَيْتُ / نَحْنُ أَضْحَيْنَا 


Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari’: 


هو يُضْحِي / هما يُضْحِيَانِ / هم يُضْحُونَ / هي تُضْحِي / هما تُضْحِيَانِ / هُنَّ يُضْحِينَ / أنتَ تُضْحِينَ / أنتما تُضْحِيَانِ / أنتم تُضْحُونَ / أنتِ تُصْبِحِينَ / أنتما تُضْحِيَانِ / أنتُنَّ تُضْحِينَ / أنا أُضْحِي / نحن نُضْحِي 


Tashrif Lughawi Fi’il ‘Amr:


 أنتَ أَضْحِ / أنتما أَضْحِيَا / أنتم أَضْحُوا / أنتِ أَضْحِي / أنتما أَضْحِيَا / أنتُنَّ أَضْحِينَ 


Contoh ‘Irab fi’il أضحى


 أَضْحَي الطَّالبُ ذَهَبَ إلى المدرسةِ


 أَضْحَي : فعل ماض ناقص مبني على الفتح المقدر على الياء

 الطَّالبُ : اسم أَضْحَي مرفوع وعلامة رفعه الضمة الظاهرة في آخره

 ذَهَبَ : فعل ماض مبني على الفتح وفاعله ضمير مستتر تقديره هو ، والجملة من الفعل والفاعل خبر أَضْحَي

إلى المدرسةِ : جار مجرور متعلق بفعل ذَهَبَ


Tashrif Fi’il أمْسَى Tashrif Lughawi Fi’il Madhi: 


هو أَمْسَى / هما أَمْسَيَا / هم أَمْسَوْا / هِي أَمْسَتْ / هما أَمْسَتَا / هُنَّ أَمْسَيْنَ /أَنْتَ أَمْسَيْتَ / أنتُما أَمْسَيْتُمَا / أنتم أَمْسَيْتُمْ / أنتِ أَمْسَيْتِ / أنتما أَمْسَيْتُمَا / أنتُنَّ أَمْسَيْتُنَّ / أنا أَمْسَيْتُ / نَحْنُ أَمْسَيْنَا 


Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari’


هو يُمْسِي / هما يُمْسِيَانِ / هم يُمْسُونَ / هي تُمْسِي / هما تُمْسِيَانِ / هُنَّ يُمْسِينَ / أنتَ تُمْسِي / أنتما تُمْسِيَانِ / أنتم تُمْسُونَ / أنتِ تُمْسِينَ / أنتما تُمْسِيَانِ / أنتُنَّ تُمْسِينَ / أنا أُمْسِي / نحن نُمْسِي 


Tashrif Lughawi Fi’il ‘Amr:


 أنتَ أَمْسِ / أنتما أَمْسِيَا / أنتم أَمْسُوا / أنتِ أَمْسِي / أنتما أَمْسِيَا / أنتُنَّ أَمْسِينَ 


Contoh ‘Irab أمسى


 أَمْسَى خَالدٌ فَارِحًا 


أَمْسَى : فعل ماض ناقص مبني على الفتح المقدر على الياء

 خَالدٌ : اسم أَمْسَى مرفوع وعلامة رفعه الضمة الظاهرة في آخره

 فَارِحًا : خبر أَمْسَى منصوب وعلامة نصبه الفتحة الظاهرة في آخره


Tashrif Fi’il بَاتَ Tashrif Lughawi Fi’il Madhi: 


هو بَاتَ / هما بَاتَا / هم بَاتُوا / هِي بَاتَتْ / هما بَاتَتَا / هُنَّ بِتْنَ /أَنْتَ بِتَّ / أنتُما بِتُّمَا / أنتم بِتُّمْ / أنتِ بِتِّ / أنتما بِتُّمَا / أنتُنَّ بِتُّنَّ / أنا بِتُّ / نَحْنُ بِتْنَا 


Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari’:


 هو يَبِيتُ / هما يَبِيتَانِ / هم يَبِيتُونَ / هي تَبِيتُ / هما تَبِيتَانِ / هُنَّ يَبِتْنَ / أنتَ تَبِيتُ / أنتما تَبِيتَانِ / أنتم تَبِيتُونَ / أنتِ تَبِيتِينَ / أنتما تَبِيتَانِ / أنتُنَّ تَبِتْنَ / أنا أَبِيتُ / نحن نَبِيتُ 


Tashrif Lughawi Fi’il ‘Amr:


 أنتَ بِتْ / أنتما بِيتَا / أنتم بِيتُوا / أنتِ بِيتِي / أنتما بِيتَا / أنتُنَّ بِتْنَ 


Contoh ‘Irab بات


 يَبِيْتُ الطَّالبُوْنَ نَائِمِيْنَ فِي الخَيْمَةِ


 يبيت : فعل مضارع ناقص مرفوع

 الطَّالبُوْنَ : اسم يبيت مرفوع علامته الواو لانه جمع مذكر سالم 

نَائِمِيْنَ : خبر يبيت منصوب علامته الياء لانه جمع مذكر سالم



Tashrif Fi’il صَار Tashrif Lughawi Fi’il Madhi


هو صَارَ / هما صَارَا / هم صَارُوا / هِي صَارَتْ / هما صَارَتَا / هُنَّ صِرْنَ /أَنْتَ صِرْتَ / أنتُما صِرْتُمَا / أنتم صِرْتُمْ / أنتِ صِرْتِ / أنتما صِرْتُمَا / أنتُنَّ صِرْتُنَّ / أنا صِرْتُ / نَحْنُ صِرْنَا 


Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari’:


 هو يَصِيرُ / هما يَصِيرَانِ / هم يَصِيرُونَ / هي تَصِيرُ / هما تَصِيرَانِ / هُنَّ يَصِرْنَ / أنتَ تَصِيرُ / أنتما تَصِيرَانِ / أنتم تَصِيرُونَ / أنتِ تَصِيرِينَ / أنتما تَصِيرَانِ / أنتُنَّ تَصِرْنَ / أنا أَصِيرُ / نحن نَصِيرُ 


Tashrif Lughawi Fi’il ‘Amr:


 أنتَ صِرْ / أنتما صِيرَا / أنتم صِيرُوا / أنتِ صِيرِي / أنتما صِيرَا / أنتُنَّ صِرْنَ 


Contoh ‘Irab صار


 تَصِيْرُ الفَتَاتَانِ شَابَّتَيْنِ 


تصير: فعل مضارع ناقص مرفوع 

الفتاتان: اسم اصبح مرفوع علامته الألف لانه مثنى شابتين: خبر تصير منصوب علامته الياء لانه مثنى


Laisa hanya memiliki bentuk Tashrif Fi’il Madhi saja (Tidak terdapat Mudhari’ dan ‘Amr) Khobar Laisa boleh ditempeli Huruf Ba (الباء) Zaaidah apabila ‘Laisa’ tidak berada bersama Huruf Ististna Contoh: لَيْسَ الغَضَبُ بِمَحْمُوْدٍ ليس الغِثَى إلا بغِنَى النفس 


Tashrif Lughawi Fi’il Madhi


هو لَيْسَ / هما لَيْسَا‎ / هم لَيْسُوا‎ / هِي لَيْسَتْ‎ / هما لَيْسَتَا‎ / هُنَّ لَسْنَ‎ /أَنْتَ لَسْتَ‎ / أنتما لَسْتُمَا‎ / أنتم لَسْتُمْ‎ / أنتِ لَسْتِ‎ / أنتما لَسْتُمَا‎ / أنتُنَّ لَسْتُنَّ‎ / أنا لَسْتُ‎ / نَحْنُ لَسْنَا 


Contoh ‘Irab ليس


 لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُسَيْطِرٍ


 لست : فعل ماضٍ مبني على السكون لاتصاله بضمير المخاطب وهو في محل رفع اسم ليس

 عليهم : جار ومجرور متعلقان ب ليس

 بمسيطر : الباء حرف جر زائد، مسيطر مجرور لفظاً منصوب محلاً لانه خبر لست 


Lihat Referensi: عباس حسن، النحو الوافي، ج١ ،ص ٥٦٢


Tashrif Lughawi Fi’il Madhi


هو زَالَ / هما زَالَا / هم زَالُوا / هِي زَالَتْ / هما زَالَتَا / هُنَّ زِلْنَ /أَنْتَ زِلْتَ / أنتما زِلْتُمَا / أنتم زِلْتُمْ / أنتِ زِلْتِ / أنتما زِلْتُمَا / أنتُنَّ زِلْتُنَّ / أنا زِلْتُ / نَحْنُ زِلْنَا 


Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari’


هو يَزَالُ / هما يَزَالَانِ / هم يَزَالُونَ / هي تَزَالُ / هما تَزَالَانِ / هُنَّ يَزَلْنَ / أنتَ تَزَالُ / أنتما تَزَالَانِ / أنتم تَصِيرُونَ / أنتِ تَزَالِينَ / أنتما تَزَالَانِ / أنتُنَّ تَزَلْنَ / أنا أَزَالُ / نحن نَزَالُ



MaBariha, MaAnfakka, MaFatia (ما برح / ما انفك / ما فتئ

قال ابن مالك فَتىء وَانْفَكَّ وَهذِي الأَرْبَعَهْ لِشِبْهِ نَفْي أوْ لِنَفْي مُتْبَعَهْ 

Fati-a (senantiasa) Infakka (senantiasa). 


  Adapun yang empat ini (Zaala Bariha Fati-a Infakka) harus didahului Nafyi atau Nahyi Makna dan spesifikasi sama seperti زَالَ hanya terdapat perbedaan dalam Tashrif  Fi’il Mudhari’nya dan juga perbedaan dari segi kegunaanya.



Tashrif دَامَ Tashrif Lughawi Fi’il Madhi:


 هو دَامَ / هما دَامَا / هم دَامُوا / هِي دَامَتْ / هما دَامَتَا / هُنَّ دُمْنَ /أَنْتَ دُمْتَ / أنتما دُمْتُمَا / أنتم دُمْتُمْ / أنتِ دُمْتِ / أنتما دُمْتُمَا / أنتُنَّ دُمْتُنَّ / أنا دُمْتُ / نَحْنُ دُمْنَا 


Contoh ‘Irab دام


 اعملْ مَا دُمْتَ حياً


  اعملْ : فعل الأمر مبني على السكون، اسمه ضمير مستتر تقديره أنتَ

 مَا : حرف مصدرية ظرفية

 دُمْتَ : فعل ماضٍ ناقص مبني على السكون، والضمير المتصل في محل رفع اسم ما دام

 حياً : خبر ما دام منصوب