Ketika wawu atau ya’ bertempat pada akhir kata, dan terletak setelah huruf yang berharakat, maka harakat wawu atau ya’ tersebut harus (disukun).
✓Jika memang wawu atau ya’ tersebut berharakat dhamah atau kasrah. Hal ini bermaksud untuk mencegah beratnya pe-lafazd-an.
Contoh:
(يَدْعُوْ = يَدْعُوُ ← يَدْعُوْ)
(على الْقَاضِيْ = الْقَاضِيِّ ← الْقَاضِيْ)
✓Dan jika wawu atau ya’ tersebut berharakat fathah, maka harakatnya tidak dibuang (sukun).
Contoh: (لَنْ أَدْعُوَ إلى غير الحقِّ)
✓Adapun ketika wawu atau ya’ tersebut terletak setelah huruf yang berharakat sukun, maka harakatnya ditetapkan (tidak disukun).
Contoh: (شَرِبْتُ مِن دَلْوٍ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar