Pengertian Fi'il Lazim
Fi'il lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek untuk menjadi kalimat sempurna. dalam bahasa indonesia biasa kita kenal dengan kata kerja intransitif, contoh:
Sangat jelas tentunya contoh fi'il lazim di atas, ia sama sekali tidak membutuhkan objek (maf'ul bih) untuk menjadi kalimat sempurna dan memahamkan.
fi'il lazim hanya membutuhkan fa'il (pelaku) tapi tidak membutuhkan maf'ul bih (objek).
Berikut ini adalah ciri-ciri atau fi'il yang sudah dipastikan termasuk fi'il lazim atau kata kerja yang tidak membutuhkan objek:
1. Fi'il yang menunjukan arti sifat:
• شَجُعَ: "Berani"
• جَبُنَ: "Takut"
• حَسُنَ: "Baik"
• قَبَحَ: "Jelek"
2. Fi'il yang menunjukan arti ukuran:
• طَالَ: "Panjang"
• قَصَرَ: "Pendek"
3. Fi'il yang menunjukan arti kebersihan:
• طَهُرَ: "Suci"
• نَظُفَ: "Bersih"
4. Fi'il yang menunjukan arti kotor:
• وَسِخَ: "Kotor"
• دَنِسَ: "Kotor"
• قَذِرَ: "Tercemar"
5. Fi'il yang menunjukan arti keadaan yang tidak lazim dan bukan termasuk gerakan:
• مَرِضَ: "Sakit"
• كَسِلَ: "Malas"
• نَشِطَ: "Rajin"
• فَرِحَ: "Gembira"
• حَزِنَ: "Sedih"
• شَبِعَ: "Kenyang"
• عَطِشَ: "Lapar"
6. Fi'il yang menunjukan arti warna:
• إِحْمَرَّ: "Memerah"
• إِسْوَدَّ: "Menghitam"
• إِخْضَرَّ: "Menghijau"
• إِبْيَضَّ: "Memutih"
• إِصْفَرَّ: "Menguning"
• إِزْرَقَّ: "Membiru"
7. Fi'il yang mengikuti wazan (فَعُلَ):
• حَسُنَ: "Baik"
• شَجُعَ: "Berani"
• شَرُفَ: "Mulia"
• كَرُمَ: "Mulia"
• جَمُلَ: "Indah/baik"
8. Fi'il yang mengikuti wazan (إنْفَعَلَ):
• إنْكَسَرَ: "Pecah"
• إنْحَطَمَ: "Hancur"
• إنْطَلَقَ: "Pergi"
9. Fi'il yang mengikuti wazan (إفْعَلَّ):
• إِحْمَرَّ: "Memerah"
• إِسْوَدَّ: "Menghitam"
• إِخْضَرَّ: "Menghijau"
• إِبْيَضَّ: "Memutih"
Pengertian Fi'il Muta'addi
Fi'il muta'addi adalah kata kerja yang membutuhkan objek untuk menjadi kalimat sempurna, dalam Bahasa Indonesia biasa kita kenal dengan kata kerja transitif, contoh:
Berbeda dengan fi'il lazim, fi'il muta'addi ini sangat membutuhkan maf'ul bih atau objek agar kalimat menjadi sempurna dan dapat dipahami, terlihat dari contoh di atas, jika kalimat di atas hanya tersusun dari kata kerja dan subjek saja contoh: "فَتَحَ الرَجُلُ" "Lelaki itu membuka", maka akan ada pertanyaan, apa yang dibuka? karena kalimat itu masih belum sempurna dikarenakan kata kerja "membuka" termasuk kata kerja transitif atau fi'il muta'addi yang sangat membutuhkan objek, maka yang benar adalah "فَتَحَ الرَجُلُ البَابَ" "Lelaki itu membuka pintu".
Adapun ciri-ciri dari fi'il muta'addi adalah DAPAT disambung dengan HA dhomir (ـه) yang merujuk kepada maf'ul bih, contoh:
اجْتَهَدَ الطَّالِبُ فَأَكْرَمَهُ أُسْتَاذُهُ
Seorang murid telah rajin maka ustadznya memuliakannya
Dari contoh di atas tentunya sudah cukup rinci dan dapat diketahui bahwa HA dhomir pada contoh di atas adalah menjadi ciri bahwa fi'il "أكْرَمَ" merupakan fi'il muta'addi karena ia membutuhkan objek.
Adapun HA dhomir yang merujuk kepada MASDAR dan DHOROF, maka Ha dhomir yang merujuk pada MASDAR dan DHOROF BUKAN termasuk Tanda dari Fi'il Muta'addi, contoh:
HA dhomir yang merujuk kepada MASDAR:
الضَرْبُ ضَرَبْتُــهُ "Pukulan yang saya Pukul"
HA dhomir yang merujuk kepada DHOROF:
يَوْمُ الجُمْعَةِ زُرْتُــهُ "Hari Jumat yang sudah kulalui"
Akan kami simpel kan lagi.
Fiil muttady dilihat dr segi makna yg menuntut mempunyai objek/ maf'ul bih.
Contoh : Kata turun tentu tidak mempunyai objek. Beda halnya dg kata _Menurunkan_.
نَزَلَ 》 Lazim 》 Turun
Contoh 》 نزل المطر فى المدينة
_Hujan telah turun di Madinah._
HUJAN = Subjek/ Fail
Telah turun = Predikat/ Fiil
Di Madinah = Keterangan tempat
أَنْزَلَ 》 Muttady 》 menurunkan
انزل الله القرآن
_Alloh telah menurunkan Alqur'an._
Alloh = Subjek / Fail
Telah menurunkan = Predikat/ Fiil
Alqur'an = Objek/ maf'ul bih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar