Tanda-tanda alamat I’rob Nashob ( النصب )
وَلِلنَّصْبِ
خَمْسُ عَلاَمَاتٍ الفَتْحَةُ وَالأَلِفُ وَالكَسْرَةُ وَاليَّاءُ وَحَذْفُ النُّوْنِ
Maksudnya: I'rob nashab mempunyai 5 ciri:
1). Fathah, 2). Alip, 3). Kasroh, 4). Ya, 5). Membuang nun.
a. Fathah
)وَاَمَّا الفَتْحَةُ فَتَكُوْنُ
عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى ثَلاَثَةِ مَوَاضِعَ فِى الإِسْمِ المُفْرَدِ وَجَمْعِ
التَّكْسِيْرِ وَالفِعْلِ المُضَارِعِ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهَ نَاصِبٌ وَلَمْ
يَتَّصِلْ بِأَخِرِهِ شَيْءٌ(.
"Adapun
fathah, ia menjadi ciri bagi I'rob nashab di dalam tiga tempat; pada isim
mufrod, jama taksir dan fi'il mudlori apabila dimasuki salah satu amil nawasib
dan di akhirnya tidak bersambung dengan apapun".
Maksudnya:
Fathah menjadi ciri bagi I'rob nashab di
dalam tiga tempat;
1). Isim mufrod
Contoh:
قَرَأْتُ
كِتَابًا
- نَصَرْتُ
مُسْلِمًا
- أَحْبَبْتُ فَاطِمَةَ
Pada
tiap-tiap lafad terahir semuanya dibaca fathah karena berkedudukan
menjadi object (mafu’l bih) yang akan kami
jelaskan dibelakang.
2). Jama taksir.
Contoh;
إِشْتَرَيْتُ
الكُتُبَ - اَغْلَقْبُ
الأَبْوَابَ -
اَحَبَبْتُ النِّسَاءَ
3). Pi'il mudlori yang telah dimasuki
salah satu amil nawasib
Contoh:
هُوَ
لَنْ يَعْمَلَ هِيَ لَنْ تَعْمَلَ أَنْتَ لَنْ
تَعْمَلَ اَنَا لَنْ اَعْمَلَ نَحْنُ لَنْ
نَعْمَلَ
Semua
fi’il mudlori’ diatas dibaca fathah karena kemasukansalah satu amil nawasib (amil yang bisa menjadikan fi’il
mudlori’ yang semula dibaca rofa’(dlomah) menjadinasob (fathah).
AdapunAmil nawashib Amil ada
10.
1. أنْ
Huruf (أنْ) disebut dengan mashdariyah dan berfungsi untuk mengtakwil
mashdar. Contoh:
وَأَنْ
تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ – أُرِيْدُ أَنْ أَرْجِعَ إِلَى الْبَيْتِ
Artinya: Berpuasa itu lebih
baik bagimu. Aku ingin pulang ke rumah.
Bisa ditakwil jadi:
وَصَوْمُكُمْ
خَيْرٌ لَّكُمْ – أُرِيْدُ رُجُوْعًا إِلَى الْبَيْتِ
2. لَنْ
Artinya: tidak akan dan
berfungsi untuk menafikan makna mustaqbal. Contoh:
لَنْ
يَنْجَحَ الْكَسْلاَنُ
Artinya: Tidak akan sukses
orang yang malas.
3. إِذَنْ
(diletakkan pada sesuatu yang
sebelumnya ada pernyataan atau jawaban atas suatu pertanyaan).
Contoh:
أُرِيْدُ
أَنْ أَزُوْرَكَ إِذَنْ أكْرِمَكَ
Artinya: aku ingin
mengunjungimu dengan demikian aku akan memulyakanmu.
4. كَيْ
Artinya supaya atau agar yang
berfungsi untuk menunjukkan tujuan dan maksud dari kalimat sebelumnya. Contoh:
أَجْتَهِدُ
فِي التَّعَلُّمِ كَيْ أَنْجَحَ
Artinya: aku sungguh-sungguh
dalam belajar supaya sukses.
5. لامْ كَيْ
Artinya sama dengan (كَيْ) yaitu supaya atau agar. Contoh:
اِجْتَهِدْ
فِي التَّعَلُّمِ لِتَنْجَحَ
Artinya: bersungguh-sungguhlah
dalam belajar supaya kamu sukses.
6. لامْ جُهُوْد
Lam yang terletak setelah (كَانَ) atau (يَكُوْنُ) yang sebelumnya ada huruf
nafi. Contoh:
وَمَا
كَانَ اللهُ لِيُعَذ ِّبَهُمْ وَأنتَ فِيْهِمْ
لمْ
يَكُنِ اللهُ لِيَغفِرَ لهُمْ
Artinya: dan Allah sekali-kali
tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. (Al-Anfal: 33).
Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. (An-Nisa’:
137)
7. حَتـَّى
Artinya sehingga atau sampai.
Contoh:
لاَ
تَتَكَلَّمُوْا حَتَّى تَنْتَهِيَ الْخُطْبَةُ
Artinya: janganlah mengobrol
hingga beres khutbah.
8. jawab dengan fa’ (ف)
Syarat fa’ menashabkan fi’il
mudhari’ ada dua:
a. Fa’ sababiyah yakni kalimat
setelah fa’ jadi akibat kaimat sebelumnya.
b. Fa’nya jadi jawab dari nafi’
atau thalab.
Contoh:
لَا
تَكُوْنُ كَسْلَانَ فَتَنْجَحَ
Artinya: Kamu tidak malas maka
kamu akan sukses.
رَبِّ
وَفِّقْنِيْ فأعْمَلَ صَالِحًا
Artinya: Ya Tuhanku berikanlah
aku taufik maka aku akan beramal shalih.
9. jawab dengan wawu (و)
Syaratnya sama dengan jawab
dengan fa’ serta harus bermakna (مَعَ). Contoh:
لَا
تَأْكُلْ وَتَقُوْمَ
Artinya: Janganlah makan sembari berdiri.
10. jawab dengan (أَوْ)
Syaratnya harus bermakna (إِلَى) atau (إِلَّا). Contoh:
لَأَسْتَسْهِلَنَّ
الصَّعْبَ أَوْ أُدْرِكَ الْمُنَى * فمَا انْقَادَتِ الْعَمَلُ إلاَّ لِصَابِرٍ
Artinya: sungguh aku akan
mengganggap mudah yang susah sampai aku menemukan tujuan. Tidak akan hasil
maksud kecuali karena sabar.
لَأَقْتُلَنَّ
الكَافِرَ أوْ يُسْلِمَ
Artinya: Sungguh aku akan membunuh orang kafir kecuali dia menyerah.
b. Alif
وَاَمَّا الأَلِفُ فَتَكُوْنُ
عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى الأَسْمَاءِ الخَمْسَةِ نَحْوُ رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاكَ
وَما اَشْبَهَ ذَلِكَ
Maksudnya: alip menjadi ciri bagi i'rob nashab hanya pada
isim lima (الأَسْمَاءُ الخَمسَة)
-اَكْرَمْتُ
أَبَاكَ -اَكْرَمْتُ
أَخَاكَ -اَكْرَمْتُ حَمَاكَ
-أَحْبَبْتُ فَاكَ -أَثْنَيْتُ ذَا مَالٍ
c. Kasroh.
وَاَمَّا
الكَسْرَةُ فَتَكُونُ عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى جَمْعِ المُؤَنَّثِ السَّالِم.
Maksudnya :
Kasroh manjadi tanda bagi I'rob nashab di dalam jama
muannats salim ( jama bagi muannats )yaitu:
مَازِيْدَ
عَلَى أَخِرِ مُفْرَدِهِ اَلِفٌ وَتَاءٌ
"Jama yang ditambahkan pada akhirnya alip (ا ) dan
ta(ت )".
Contoh:
- أَحَبَّ اللهُ المُسْلِمَاتِ
- رَاَيْتُ
المُؤْمِنَاتِ
- أَحْبَبْتُ المُجْتَهِدَاتِ
Aku
melihat beberapa wanita mukmin
Cat; justru jika jama’ muannats salim dalam keadaan nasob
ia menyandang harokat kasroh
d. Ya.
(ي )
وَاَمَّا اليَاءُ فَتَكُوْنُ
عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى التَّثْنِيَةِ وَالجَمْعِ.
Maksudnya:
"Ya" menjadi tanda bagi I'rob nashab pada dua
tempat; isim tasniyah dan jama mudzakar salim.
1). Isim tasniyah. Contoh:
رَاَيْتُ
اِمْرَأَتَيْنِ -
أَحْبَبْتُ
مُجْتَهِدَيْنِ
- اِشْتَرَيْتُ كِتَابَيْنِ
2). Jama mudzakar salim. Contoh:
اَكْرَمتُ
المُؤْْمِنِيْنَ
- اَحْبَبْتُ
المُجْتَهِدِيْنَ
- اَرْحَمَ اللهُ المُسْمِلِيْنَ
e. Membuang nun
(حَذْفُ
النُّونِ )
)وَاَمَّا
حَذْفُ النُّونِ فَتَكُوْنُ عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى الأَفْعَالِ الخَمْسَةِ
الَّتى رَفْعُهَا بِثَبَاتِِ النُّوْن
Maksudnya :
Membuang nun (حَذْفُ النُّونِ ) menjadi tanda bagi I'rob nashab pada fi'il lima yaitu fiil mudlori
yang telah bersambung dengan alif tasniyah,
wawu jama, dan ya muannatsah mukhotobah. Contoh:
- لَنْ يَفْعَلاَ - لَنْ
تَفْعَلاَ - لَنْ يَفْعَلُو
- لَنْ تَفْعَلُوْ - لَنْ
تَفْعَلِي
Yang asalnya :
-
يَفْعَلاَنِ - تَفْعَلاَنِ
- يَفْعَلُوْنَ
- تَفْعَلُوْنَ - تَفْعَلِينَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar