Sabtu, 23 November 2019

Definisi-definisi isim mufrod dkk


Definisi-definisi

Isim mufrad

ما ليس مثنى ولا مجموعا ولاملحقا بهما ولامن الاسماء الخمسة
Isim yang bukan mutsana, bukan jamak, bukan mulhaq jamak atau jamak tatsniyah dan bukan pula dari asmaul khomsah (ابوك، واخوك، وحموك، وفوك، وذومال)

keterangan; Meski mufrod itu secara bahasa artinya satu tapi definisinya bukan isim yang bermakna satu. contoh lafadz ثلاثة (tsalasah) secara arti dia bermakna tiga tapi dia termasuk isim mufrod karena merujuk dari definisi diatas.
Isim tasniah
مَادَلّ عَلَى اثْنَيْنِ بِأَلِفٍ وَنُوْنٍ فِى آخِرِهِ فِى حَالَةِ الرَّفْعِ وَيَاءٍ وَنُوْنٍ فِى حَالَتَى النَّصْبِ وَالجَرِّ.
Artinya : lafadz yang menunjukan dua dengan memakai alif dan nun pada huruf akhirnya bila dalam keadaan rafa’, dan menggunakan iya dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.
  Maksudnya isim tatsniyah ini adalah kalimat isim atau kata benda yang menunjukan pada pada bilangan dua dengan menggunakan tambahan alif dan nun pada akhir lafadznya jika dalam keadaan rafa’ dan ditambahi ya' dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar. Untuk mengetahui apakah ia dalam keadaan rafa’ atau nashab atau juga jar kita harus mengetahui amil yang terletak sebelum lafadz isim tatsniyah tersebut.
Contoh kalimat isim tatsniyah adalah sebagai berikut :
 جَاءَ المُسْلِمَانِ      =(jaa'a almuslimaani) Dua orang muslim itu telah datang
 رَأَيْتُ المُسْلِمَيْنِ    = (roa'itu almuslimaini) Aku Melihat dua orang muslim
مَرَرْتُ بِالمُسْلِمَيْنِ  =( marortu bilmuslimaini) Aku melewati dua orang muslim

Jamak mudzakar salim
اَللَّفْظُ الدَّلُ عَلَى الجَمْعِيَّةِ بِوَاوٍ وَنُوْنٍ فَىْ آخِرِهِ فِى حَالَةِ الرَّفْعِ وَيَاءٍ وَنُوْنٍ فِى حَالَةِ النَّصْبِ وَالجَرِّ.
Artinya : Lafadz yang menunjukan bentuk jamak dengan memakai wawu dan nun pada huruf akhirnya bila dalam keadan rafa’, dan ditambahkan iya dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.
  Untuk lebih mempermudah dalam memahami pengertian di atas, berikur contoh kalimat jamak mudzakkar salim dalam bahasa arab.
Contoh kalimat jamak mudzakar salim :
 جَاءَ المُسْلِمُوْنَ      = (jaa'a almuslimuuna) Dalam keadaan rafa’
رَأَيْتُ المُسْلِمِيْنَ    =( roa'itu almuslimiina) Dalam keadaan nashab
مَرَرْتُ بِالمُسْلِمِيْنَ  = ( marortu bilmuslimiina)Dalam keadaan jar

catatan; perhatikan perbedaan kata almuslim pada kedua contoh diatas supaya paham perbedaan antara isim tasniah dengan jamak mudzakar salim.

Jamak taksir

ماتغير عن بناء مفرده
Lafazh yang berubah dari bentuk mufradnya
Contoh: lafazh كتاب  (kitabun) satu kitab berubah menjadi  كتب (kutubun) beberapa kitab. dan adapun kasus jama' taksir adayang berupa qiyasi dan sama'i (bisa disamakan dengan rumus dan ada yang merujuk dikamus{jamak yang beraturan dan tidak beraturan}).

Jamak muannats salim

ماجمع بألف وتاء مزيدتين
Lafazh yang dijamakkan dengan memakai alif dan ta yang ditambahkan
Contoh: مسلمات  (muslimaatun) beberapa wanita muslim bentuk tunggalnya muslimatun (satu wanita muslim)مسلمة

Alamat i'rob nasob


Tanda-tanda alamat I’rob Nashob ( النصب )

وَلِلنَّصْبِ خَمْسُ عَلاَمَاتٍ الفَتْحَةُ وَالأَلِفُ وَالكَسْرَةُ وَاليَّاءُ وَحَذْفُ النُّوْنِ


Maksudnya: I'rob nashab mempunyai 5 ciri: 1). Fathah, 2). Alip, 3). Kasroh, 4). Ya, 5). Membuang nun.


a.     Fathah

)وَاَمَّا الفَتْحَةُ فَتَكُوْنُ عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى ثَلاَثَةِ مَوَاضِعَ فِى الإِسْمِ المُفْرَدِ وَجَمْعِ التَّكْسِيْرِ وَالفِعْلِ المُضَارِعِ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهَ نَاصِبٌ وَلَمْ يَتَّصِلْ بِأَخِرِهِ شَيْءٌ(.
"Adapun  fathah, ia menjadi ciri bagi I'rob nashab di dalam tiga tempat; pada isim mufrod, jama taksir dan fi'il mudlori apabila dimasuki salah satu amil nawasib dan di akhirnya tidak bersambung dengan apapun".

Maksudnya:
Fathah menjadi ciri bagi I'rob nashab di dalam  tiga tempat;
1). Isim mufrod
Contoh:

قَرَأْتُ كِتَابًا             - نَصَرْتُ مُسْلِمًا               - أَحْبَبْتُ فَاطِمَةَ
Pada tiap-tiap lafad terahir semuanya dibaca fathah karena berkedudukan menjadi object (mafu’l bih) yang akan kami  jelaskan  dibelakang.
2). Jama taksir.
 Contoh;
إِشْتَرَيْتُ الكُتُبَ        - اَغْلَقْبُ الأَبْوَابَ              - اَحَبَبْتُ النِّسَاءَ
3). Pi'il mudlori yang telah dimasuki salah satu amil nawasib
Contoh:
هُوَ لَنْ يَعْمَلَ   هِيَ لَنْ تَعْمَلَ   أَنْتَ لَنْ تَعْمَلَ  اَنَا لَنْ اَعْمَلَ    نَحْنُ لَنْ نَعْمَلَ
Semua fi’il mudlori’ diatas dibaca fathah karena kemasukansalah satu  amil nawasib (amil yang bisa menjadikan fi’il mudlori’ yang semula dibaca rofa’(dlomah) menjadinasob (fathah).
AdapunAmil nawashib Amil ada 10.
1. أنْ
Huruf (أنْ) disebut dengan mashdariyah dan berfungsi untuk mengtakwil mashdar. Contoh:
وَأَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ – أُرِيْدُ أَنْ أَرْجِعَ إِلَى الْبَيْتِ
Artinya: Berpuasa itu lebih baik bagimu. Aku ingin pulang ke rumah.
Bisa ditakwil jadi:
وَصَوْمُكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ – أُرِيْدُ رُجُوْعًا إِلَى الْبَيْتِ
2. لَنْ
Artinya: tidak akan dan berfungsi untuk menafikan makna mustaqbal. Contoh:
لَنْ يَنْجَحَ الْكَسْلاَنُ
Artinya: Tidak akan sukses orang yang malas.
3. إِذَنْ
(diletakkan pada sesuatu yang sebelumnya ada pernyataan  atau jawaban  atas suatu pertanyaan). Contoh:
أُرِيْدُ أَنْ أَزُوْرَكَ إِذَنْ أكْرِمَكَ
Artinya: aku ingin mengunjungimu dengan demikian aku akan memulyakanmu.
4. كَيْ
Artinya supaya atau agar yang berfungsi untuk menunjukkan tujuan dan maksud dari kalimat sebelumnya. Contoh:
أَجْتَهِدُ فِي التَّعَلُّمِ كَيْ أَنْجَحَ
Artinya: aku sungguh-sungguh dalam belajar supaya sukses.
5. لامْ كَيْ
Artinya sama dengan (كَيْ) yaitu supaya atau agar. Contoh:
اِجْتَهِدْ فِي التَّعَلُّمِ لِتَنْجَحَ
Artinya: bersungguh-sungguhlah dalam belajar supaya kamu sukses.
6. لامْ جُهُوْد
Lam yang terletak setelah (كَانَ) atau (يَكُوْنُ) yang sebelumnya ada huruf nafi. Contoh:
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذ ِّبَهُمْ وَأنتَ فِيْهِمْ
لمْ يَكُنِ اللهُ لِيَغفِرَ لهُمْ
Artinya: dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. (Al-Anfal: 33). Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. (An-Nisa’: 137)
7. حَتـَّى
Artinya sehingga atau sampai. Contoh:
لاَ تَتَكَلَّمُوْا حَتَّى تَنْتَهِيَ الْخُطْبَةُ
Artinya: janganlah mengobrol hingga beres khutbah.
8. jawab dengan fa’ (ف)
Syarat fa’ menashabkan fi’il mudhari’ ada dua:
a. Fa’ sababiyah yakni kalimat setelah fa’ jadi akibat kaimat sebelumnya.
b. Fa’nya jadi jawab dari nafi’ atau thalab.
Contoh:
لَا تَكُوْنُ كَسْلَانَ فَتَنْجَحَ
Artinya: Kamu tidak malas maka kamu akan sukses.
رَبِّ وَفِّقْنِيْ فأعْمَلَ صَالِحًا
Artinya: Ya Tuhanku berikanlah aku taufik maka aku akan beramal shalih.
9. jawab dengan wawu (و)
Syaratnya sama dengan jawab dengan fa’ serta harus bermakna (مَعَ). Contoh:
لَا تَأْكُلْ وَتَقُوْمَ
Artinya: Janganlah makan  sembari berdiri.
10. jawab dengan (أَوْ)
Syaratnya harus bermakna (إِلَى) atau (إِلَّا). Contoh:
لَأَسْتَسْهِلَنَّ الصَّعْبَ أَوْ أُدْرِكَ الْمُنَى * فمَا انْقَادَتِ الْعَمَلُ إلاَّ لِصَابِرٍ
Artinya: sungguh aku akan mengganggap mudah yang susah sampai aku menemukan tujuan. Tidak akan hasil maksud kecuali karena sabar.
لَأَقْتُلَنَّ الكَافِرَ أوْ يُسْلِمَ
Artinya: Sungguh aku akan membunuh orang kafir kecuali dia menyerah.
b.     Alif

وَاَمَّا الأَلِفُ فَتَكُوْنُ عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى الأَسْمَاءِ الخَمْسَةِ نَحْوُ رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاكَ وَما اَشْبَهَ ذَلِكَ

Maksudnya: alip menjadi ciri bagi i'rob nashab hanya pada isim lima (الأَسْمَاءُ الخَمسَة)
-اَكْرَمْتُ أَبَاكَ         -اَكْرَمْتُ أَخَاكَ         -اَكْرَمْتُ حَمَاكَ -أَحْبَبْتُ فَاكَ   -أَثْنَيْتُ ذَا مَالٍ

c.       Kasroh.
وَاَمَّا الكَسْرَةُ فَتَكُونُ عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى جَمْعِ المُؤَنَّثِ السَّالِم.

Maksudnya :
Kasroh manjadi tanda bagi I'rob nashab di dalam jama muannats salim ( jama bagi muannats )yaitu:
مَازِيْدَ عَلَى أَخِرِ مُفْرَدِهِ اَلِفٌ وَتَاءٌ
"Jama yang ditambahkan pada akhirnya alip (ا ) dan ta(ت )".
Contoh:
- أَحَبَّ اللهُ المُسْلِمَاتِ                           - رَاَيْتُ المُؤْمِنَاتِ               - أَحْبَبْتُ المُجْتَهِدَاتِ
                                                     Aku melihat beberapa wanita mukmin
Cat; justru  jika jama’ muannats salim dalam keadaan nasob ia menyandang harokat kasroh
d.    Ya. (ي )
وَاَمَّا اليَاءُ فَتَكُوْنُ عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى التَّثْنِيَةِ وَالجَمْعِ.
Maksudnya:

"Ya" menjadi tanda bagi I'rob nashab pada dua tempat; isim tasniyah dan jama mudzakar salim.

1). Isim tasniyah. Contoh:
رَاَيْتُ اِمْرَأَتَيْنِ           - أَحْبَبْتُ مُجْتَهِدَيْنِ              - اِشْتَرَيْتُ كِتَابَيْنِ
2). Jama mudzakar salim. Contoh:
اَكْرَمتُ المُؤْْمِنِيْنَ              - اَحْبَبْتُ المُجْتَهِدِيْنَ            - اَرْحَمَ اللهُ المُسْمِلِيْنَ
e.      Membuang nun (حَذْفُ النُّونِ )
)وَاَمَّا حَذْفُ النُّونِ فَتَكُوْنُ عَلاَمَةً لِلنَّصْبِ فِى الأَفْعَالِ الخَمْسَةِ الَّتى رَفْعُهَا بِثَبَاتِِ النُّوْن

Maksudnya :
Membuang nun (حَذْفُ النُّونِ ) menjadi tanda bagi I'rob nashab pada fi'il lima yaitu fiil mudlori yang telah bersambung dengan alif tasniyah, wawu jama, dan ya muannatsah mukhotobah. Contoh:
- لَنْ يَفْعَلاَ         - لَنْ تَفْعَلاَ          - لَنْ يَفْعَلُو         - لَنْ تَفْعَلُوْ         - لَنْ تَفْعَلِي
Yang asalnya :
- يَفْعَلاَنِ           - تَفْعَلاَنِ             - يَفْعَلُوْنَ          - تَفْعَلُوْنَ           - تَفْعَلِينَ













Jumat, 22 November 2019

Isim-isim yang dibaca rafa'


مرفوعة الاسماع
ISIM – ISIM YANG DIBACA RAFA’
Kalimat yang dibaca rafa’ ada 7, yakni:
1. Fail (فاعل), contoh:  قام زيد
2. Naibul Fail (Pengganti Fail) (نائب الفاعل  contoh: ضُرِبَ عمرو (ضرب زيد عمرا)
3. Mubtada’ (مبتداء) contoh :    زيد قائم
4. Khobar زيد قائم,(خبر) ,
5. Isimnya   كان زيد قلئما كان
6. Khobarnya   إن زيدا قائم إنّ
7. Tabi’ 4
جاء زيد العاقل-  (نعت)
جاء زيد و عمرو-  (عطف)
جاء زيد نفسه-  (توكيد)
اكلت الوغيف ثلثه-  (بدل)
1. Fail adalah kalimat isim yang dibaca rafa yang jatuh setelah fiil (pelaku pekerjaan /subjek) dan yang akan membentuk kalimat aktif.
Contoh;  قام زيد 
(red; qoma zaidun) zaid telah berdiri. Lafad zaid dibaca rafa ditandai dengan harokat domah (zaidun) karena dia merupakan isim mufrod.
Fiil yang mempunyai fail dinamakan fiil yang mabni fail
2. Naibul Fail (Pengganti) Fail adalah Maf’ul bih atau yang lainnya yang menempati tempatnya fail yang dibuang dan diberi hukum2nya fail dan yang akan menjadi kalimat pasif.
Fiil yang mempunyai naibul fail dinamakan fiil mabni maf’ul.
Cara membuat fiil mabni fail menjadi mabni maf’ul:
- Fiil Madhi yakni dengan membaca dzummah huruf awalnya dan membaca kasroh huruf sebelum ahir. (ضم اوله و كسر ما قبل الأخير)
ضَرَبَ  menjadi  ضُرِبَ  dloroba memukul menjadi dluriba dipukul.
- Fiil Mudhori’ yakni dengan membaca dzummah awalnya dan membaca fathah huruf sebelum ahir. (ضم اوله و فتح ما قبل الأخير )
يَضْرِبُ menjadi يُضْرَبُ yadlribu menjadi yudlrobu.
3. Mubtada’ yakni kalimat isim yang dibaca rafa yang sepi dari amil lafdhi (biasanya jatuh diawal kalimat atau permulaan kalimat).
Contoh;  زَيْدٌ قَائِمٌ
(red; zaidun qoimun) lafad zaid dibaca rafa’ dialamati dengan huruf dlomah karena dia isim mufrod disebabkan karena kedudukan lafadz zaid menjadi mubtada’. Adapun maksud  sepi dari amil lafdzi ialah lafadz zaid tidak ada lafadz sebelumya  yang terlihat untuk menuntut dibaca nasob dll.
Dan yang merafa’kan mubtada disebut dengan amil ma’nawi ibtida’.
4. Khobar yakni kalimat isim yang dibaca rafa’ yang jatuh setelah mubtada’
5. Isimnya كانdan saudara – saudara nya.
كان merupakan amil nawasih sughro yakni amil yang merusak tarkib mubtada’ dan khobar.
Jadi pengamalanكان adalah merubah status mubtada’ menjadi isimnya كان yang dibaca rafa, dan merubah status khobar menjadi khobarnya كان yang dibaca Nasob (tarfa’ul isma wa tansibul khobar). زَيْدٌ قَائِمٌ  menjadi زَيْدٌ قَائِما  كان
6. Khobarnya إنَّ  sama dengan كان yang juga merupakan amil nawasih sughro. Tapi berbeda dengan dengan كان pengamalan  إن sebaliknya yakni menasobkan isimnya dan merafa’kan khobarnya. (tansibul Isma wa tarfaul khobar). زَيْدٌ قَائِمٌ menjadi زَيْدا قَائِمٌ   إن
7. Tabi’ lil Marfu’ yakni kalimat – kalimat isim yang dibaca rafa’ karena mengikuti matbuknya yang juga dibaca rafa’
a. Na’at (نعت)  artinya “yang“ merupakan sifat. جاء زيدٌ العاقلُ
Naat adalah kalimat isim yang dibaca rafa’ yang mengikuti man’utnya yang juga dibaca rafa’.
Lafadz العاقلُ dibaca rafa’ sebagai naat yang mengikuti man’utnya (sifat dr lafadz زيدٌ)
b. Athof (عطف)
Athof adalah kalimat isim yang dibaca rafa’ karena mengikuti ma’thufnya yang dibaca rafa’, dengan menggunakan perantara huruf athof yang jumlahnya ada 10 :         حتي,لكن,لا,إما,بل,أم,أو,ثم,فاء, واو
1. واو معنانيفون لن نحو جاء زيد و عمرو
2. فاء معنانيفون نولى نحو جاء زيد فعمرو
3. ثم معنانيفون نلى نحو جاء زيد ثم عمرو
4. او معنانيفون اتوا نحو جاء زيد او عمرو
5. ام معنانيفون اتوا نحو جاء زيد ام عمرو
6. بل معنانيفون باليك نحو جاء زيد بل عمرو
7. اما معنانيفون انا كالانى نحو جاء زيد اما عمرو
8. لكن معنانيفون تيتافينى نحو جاء زيد لكن عمرو
9. لا معنانيفون اورا نحو جاء زيد لا عمرو
10. حتى معنانيفون لن نحو جاء زيد حتى عمرو
c. Taukid (توكيد):
Taukid adalah kalimat isim yang dibaca rafa’ karena mengkuti muakkad yang dibaca rafa’dengan kalimat tertentu. Yakni jumlahnya ada 4 :
أجمعٌ,كلٌ,عينٌ,نَفْسٌ
contoh; جاء زيد نفسه  jaa zaidun nafsuhu kata hu pada nafsuhu iyu mengikuti kata zaidun.
d. Badal (بدل) :
Badal adalah kalimat isim yang dibaca rafa’ karena mengikuti mubdal minhu yang dibaca rafa’yang bertujuan untuk menerangkan mubdal minhu nya.jika, mubdal minhu berupa kalimat isim maka badal juga harus berupa kalimat isim contoh :  جاء زيد اخوك
Dan jika mubdal minhu berupa kalimat fiil maka, badal juga harus kalimat fiil. Contoh : ومن بفعل ذلك يلف اثاما مضاعف له العذاب



Alamat i'rob rafa'

Tanda-tanda alamat I’rob rafa’(الرفع)
لِلرَّفْعِ أَرْبَعُ عَلاَمَاتٍ الضَّمَّةُ، وَالْوَاوُ، وَالْأَلِفُ، وَالنُّوْنُ.
Rofa’ itu memiliki 4 tanda,

A. Dhommah 'ُ   '

      Seperti yang sudah saya sebutkan di atas bahwa Dhommah merupakan tanda yang biasa mewakili i'rob rofa' atau tanda utama i'rob rofa', jadi jika ada suatu kata baik itu isim (kata benda) atau fi'il (kata kerja) yang mempunyai harakat dhommah maka ia pasti dibaca rofa'.
                          
Adapaun tanda dhammah, maka ia menjadi tanda bagi rofa' pada empat tempat:
1.     Isim Mufrad
   Isim atau kata benda yang menunjukan arti satu, contoh : كِتَابٌ artinya 'buku' atau 'suatu buku', berbeda dengan isim tasniyah yang menunjukan arti dua contoh: كِتَابَانِ artinya 'dua buku', atau isim jamak yang menunjukan arti 3 atau lebih, contoh: كُتُبٌ. nah kita kembali ke pembahasan i'rob rofa', bahwa tempat pertama untuk dommah adalah pada isim mufrad (menunjukan arti satu), perhatikan contoh berikut:


          Zaid telah berdiri      قَامَ زَيْدٌ

Perhatikanlah huruf dal 'دٌ' pada kata yang saya tandai hijau 'زَيْدٌ', kata tersebut berharokat dhommah dan ia termasuk isim mufrad (menunjukan arti satu) selain itu dia juga menempati posisi sebagai fa'il (subjek/pelaku). Dan seperti yang telah disebutkan bahwa isim mufrad adalah tempat pertama bagi dhammah.

    2. Jamak Taksir

   Tempat kedua bagi dhomah yang menjadi tanda i'rob rofa' adalah jamak taksir, jamak taksir sendiri adalah isim (kata benda) yang menunjukan arti lebih dari 2 atau banyak dan termasuk bentuk jamak yang tidak beraturan, contoh : كُتُبٌ (kitab-kitab). Adapun contoh jamak taksir dalam kalimat adalah sebagai berikut:

 جَاءَ الرِجَالُ    Para lelaki sudah tiba

Perhatikanlah kata yang saya tandai hijau 'الرِجَالُ', kata tersebut berharokat dhommah dan ia termasuk jamak taksir (jamak yang terpecah dari bentuk aslinya) selain itu dia juga menempati posisi sebagai fa'il (subjek/pelaku). Dan seperti yang telah disebutkan bahwa jamak taksir merupakan tempat kedua bagi dhammah.  ‫‪

    3. Jamak Muannats Salim

   Tempat selanjutnya bagi dhomah yang menjadi tanda i'rob rofa' adalah jamak muannats salim, jamak ini adalah bentuk jamak teratur (السَّالِمِ) yang dikhususkan untuk perempuan (المُؤَنَّثِ). Contoh : 'orang-orang (pr) yang beriman'مُؤْمِنَاتٌ . Adapun contoh jamak muannats salim yang dibaca rofa yaitu:
 جَاءَتْ المُؤمِنَاتُ    orang-orang (pr) yang beriman telah datang
Perhatikanlah kata yang saya tandai hijau 'المُؤمِنَاتُ', kata tersebut berharokat dhommah dan ia termasuk jamak muannats salim, selain itu dia juga menempati posisi sebagai fa'il (subjek/pelaku). Dan seperti yang telah disebutkan bahwa jamak muannats salim merupakan tempat ketiga bagi dhammah.  ‫‪ fi’il mudhari’ yang tidak bertemu dengan dhamir sya’an atau huruf ‘ilat yakni alif tatsniyah, wawu jamak, dan yak mu’annast mukhtatabah
يعلم
يضرب
يذهبُ فلانٌ الى السوقِ

B. Huruf  Wawu
   Huruf wawu menjadi tanda atau ciri i’rab rafa’ pada hakikatnya adalah sebagai pengganti dari tanda dhammah.Tanda wawu sebagai ciri dari i’rab rafa’ bertempat di dua tempat, yaitu;
1.     Jamak mudzakar salim,
 yaitu suatu kata yang menunjukkan makna jamak yang dikhusukan pada objek laki-laki, dan biasanya di akhiri dengan huruf wawu dan nun  (و ن) pada tingkah rafa’ dan di akhiri ya’ dan nun (ين) pada tingkah nasab dan jer. Contoh;
اولئك هم المفلحون
2.     Asma’ul khamsah,
yaitu isim-isim lima yakni (اب، اخ، حم، فو، ذو).
جَاءَ اَبُوْكَ، اَخُوْكَ، حَمُوْكَ، فُوْكَ، ذُوْ مَالٍ.

C. Huruf Alif
  Huruf alif menjadi ciri atau tanda i’rab rafa’ pada hakikatnya sebagai pengganti dari tanda harakat dhammah. Huruf alif sebagai tanda i’rab rafa’ bertempat di satu tempat, yaitu isim  
Isim tatsniyah adalah suatu kata benda yang menunjukkan makna dua. Isim tatssniyah biasanya di akhiri dengan huruf alif dan nun (أ ن) ketika rafa’, dan di akhiri ya’ dan nun (ين) ketikaa tingkah nasab dan jer.
احمدٌ وحسنٌ طالبان جديدان

D. Huruf Nun
  Nun menjadi tanda bagi i’rab rafa’ itu bertempat pada fi’il mudhari’ yang bertemu dengan;
Dhamir tastniyah, contoh;
يفعلان، تفعلان
Dhamir jamak, contoh;
يفعلون، تفعلون
Dhamir muannas mukhatabah,
تفعلين