بَابُ اَلْأَفْعَالِ
Bab pengenalan Fiil-fiil
.اَلْأَفْعَالُ ثَلَاثَةٌ : ماض
وَمُضَارِعٌ, وَأَمْرٌ, نَحْوَ ضَرَبَ, وَيَضْرِبُ, وَاضْرِبْ. . وَالْأَمْرُ :
مجزوم أَبَدًا.
وَهُوَ مَرْفُوعٌ أَبَدًا,حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ نَاصِبٌ أَوْ جَازِمٌ
وَهُوَ مَرْفُوعٌ أَبَدًا,حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ نَاصِبٌ أَوْ جَازِمٌ
Bab Penjelasan tentang
Pembagian Fi’il-fi’il
Fi’il-Fi'il terdiri dari tiga bagian :
·
Fiil
Madhi (Kata kerja makna lampau)
·
Fiil
Mudhari’(Kata kerja makna sedang atau Makna akan datang)
·
Fiil
Amr (Kata kerja yang mengandung perintah)
seperti Contohnya :
.ضَرَبَ
(Contoh Fiil madhi), telah
memukul
وَيَضْرِبُ (Contoh Fiil mudhari’) sedang atau mau memukul
وَاضْرِبْ. (Contoh Fiil amr’), kata perintah pukulah
Fiil Madhi Dan Kedudukan-nya
فَالْمَاضِي مَفْتُوحُ اَلْآخِرِ أَبَدًا
Adapun fiil Madhi adalah fiil yang akhir hurufnya
berharkat fathah selamanya
Kapan fiil madhi itu dimabniykan
atas fathah?
: إِذَا
لَمْ يَتَّصِلْ بِهِ شَيْءٌ ،نَحْوُ قَوْلِهِ تَعَالَى {قَالَ رَبُّكَ}
1.
Yang
pertama apabila tidak bersambung dengannya sesuatu apapun.
Contoh قَالَ
رَبُّكَ (qola robbuka) Tuhanmu telah berfitman{berkata}
Lihat disini, قَالَ Lam-nya jelas-jelas fathah.
Maka kita katakan مَبْنِيٌّ عَلَى
الفَتحِ
2.
Kemudian yang kedua:
أَوْ اتَّصَلَتْ
بِهِ تَاءُ التَّأْنِيْثِ السَّاكِنَةُ
Atau apabila bersambung dengan ta’
ta’nist yang sukun.
Contoh قالت
المراة (qolat almara’tu)
seorang perempuan telah berkata
Lihat, قَالَتْ Ini lam-nya tetap berharakat fathah.
قَالَتْ Makanya kita katakana مَبْنِيٌّ عَلَى
الفَتحِ
3.
Kemudian yang ketiga
أَوْ اَلِفُ
الإِثْنَيْنِ ،
Atau alif mutsanna
Contohوَقَالَا
الْحَمْدُ لِلَّهِ
Perhatikan..
قَالَا Ini lam-nya bersambung dengan alif mutsanna…
Kalau kita tasrif itu kan,
قَالَ – قَالَا
– قَالُوا
Maka قَالَا
Ini مَبْنِيٌ عَلَى الفَتحِ
Karena lam-nya itu jelas² fathah.
Kemudian selalu dibaca fathah itu
ada pengecualian akan tetapi hukumnya tetap mabni (tetap) .
Ada dua mabni yaitu mabni dlommah
dan sukun dimana fiil madli akhirnya
dibaca dlomah atau sukun.
Ø Mabni dlommah
إِذَا
اتَّصَلَتْ بِهِ وَاوُ الجَمَاعَةِ ،
Apabila bersambung dengan wawu jama’ah
Contohnya adalah firman Allah
Subhānahu wa Ta’āla : { وَقَالُوا سَمِعْنَا
} Ini dalam surat Al Baqarah ayat 285
Perhatikan. قَالُوا qoluu ( mereka
telah berkata)Lam-nya ini dhammah, makanya kita katakan مَبْنِيٌّ عَلَى الضَمِّ.
Ø Mabni sukun
يُبْنَى عَلَى
السُّكُوْنِ
Dimabniykan atas sukun,
إِذَا اتَّصَلَتْ
بِهِ تَاءُ الفَاعِلِ ُ
a.
apabila bersambung dengan ta’ fail.
Contoh Lihat perhatikan, قُلْتُ لَهُمْ Lam-nya sukun, makanya kita katakan مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُونِ
Dan definisi ta’ fail itu ada
banyak. Kalau dalam fiil madhi, ta’ fail itu mencakup dari أنت sampai أنتنّ,
bahkan أناnya pun masuk ya. Jadi misalkan
kalau نَصَرَ Berarti ta’ failnya
itu :
نَصَرْتَ
نَصَرْتُمَا
نَصَرْتُمْ
نَصَرْتِ
نَصَرْتُمَا
نَصَرْتُنَّ
نَصَرْتُ
Pokoknya semua ta’ itu disebut
dengan ta’ fail.
Lihat مَاقُلْتُ
لَهُمْ
قُلْ Lam-nya sukun makanya kita katakan مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُونِ
b.
Apabila
fi’il madli bertemu dengan nun fai’l
Contoh قلنا qulna
(kami telah berkata)
قُلْنَا Lihat, sukun lam-nya
c.
Apabila
fi’il madli bertemu dengan nun inats (dlomir muannas goibah)
Contoh قلن qulna (dia perempuan banyak telah berkata)
Lihat, قُلْنَ
Ini lam-nya sukun, makanya kita katakan مَبْنِيٌّ
عَلَى السُّكُونِ
Catatan; perhatikan perbedaan nun
pada contoh b dan c.
والمضارع مَا كَانَ فِي أَوَّلِهِ إِحْدَى اَلزَّوَائِدِ اَلْأَرْبَعِ
اَلَّتِي يَجْمَعُهَا قَوْلُكَ "أَنَيْتُ"
Adapun Fiil mudhari' adalah selama ada pada awal lafadz-nya
salah satu dari 4 tambahan huruf seperti yang terangkum dalam ucapakan engkau
"ANAITU, Yakni huruf (أَ) Alif (نَ) Nun (يَ) Ya (تَ) Ta
Keterangan : Untuk mempermudah
pemahaman tentang ciri fiil mudhori, coba perhatikan contoh berikut ini ( أَضْرَبُ نَضْرَبُ يَضْرَبُ تَضْرَبُ) pada setiap awal
lapadz DOROBA ditambahi huruf (أَ) Alif (نَ) Nun (يَ) Ya (تَ) yang di himpun pada
lapadz "أَنَيْتُ". Dan
inilah yang disebut fiil mudhori
وَهُوَ
مَرْفُوعٌ أَبَدًا,حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ نَاصِبٌ أَوْ جَازِمٌ.
Fiil Mudhori : adalah fiil
yang di rafa'kan selama-nya sehingga masuk kepadanya Amil yang menasabkan atau
amil yang menjazem-kan
Keterangan : yang dimaksud dengan rafa' adalah pada akhir lapadz-nya berharkat dhomah, nashab berharkat fathah, jar berharkat kasroh dan jazem berharkat sukun..
Keterangan : yang dimaksud dengan rafa' adalah pada akhir lapadz-nya berharkat dhomah, nashab berharkat fathah, jar berharkat kasroh dan jazem berharkat sukun..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar