Jumat, 13 Desember 2019

Alamat i'rob jazem


Tanda-tanda  Alamat I’rob Jazem(الجزم)
وللجزم علامتان السكون والحذف
    Suatu kata kerja (fi'il) dapat diketahui dibaca jazm jika ia memiliki salah satu dari 2 tanda  i’rob jazm, tanda-tanda tersebut yaitu : harakat sukun dan al-hadzfu (dibuangnya salah satu huruf, baik nun maupun huruf illah). Nah, dari kedua tanda tersebut sukun merupakan tanda yang biasa mewakili i’rob jazm (atau tanda utama i’rob jazm adalah sukun) dan tanda al-hadzfu adalah sebagai pengganti dari sukun.

   Dan yang sangat penting kenapa suatu fi'il (kata kerja) dibaca jazm adalah karena ia kemasukan amil jawazim (amil/huruf yang menjazmkan) salah satu contohnya yaitu huruf lam (لَمْ). tidak hanya huruf lam, dipostingan selanjutnya akan saya jelaskan dengan rinci apa saja yang membuat suatu kata dibaca jazm.


 Perinciannya adalah sebagai berikut:

A. Sukun

  Tanda yang satu ini hanya terdapat pada satu tempat, yaitu fi'il mudhori’  shohihul akhir (fi’il mudlori’ dimana huruf lam fi’il atau huruf  akhirnya tidak berupa huruf illat {alif,wawu,ya’}. karena jazm adalah i'rob yang hanya masuk pada fi'il (kata kerja). Berikut ini penjelasan tentang fi'il mudhore shohihul akhir yang beri'rob jazm:


Fi'il Mudhori’  Shohihul Akhir

yang dimaksud dengan ‘fi’il mudhori’  yang shohihul akhir’ adalah ketika fi’il mudhore (kata kerja) tersebut :
Di akhir katanya tidak boleh terdapat alif (layinah)/alif bengkok, contoh : يَخْشَى , huruf 'ى' merupakan huruf illat yang membuat suatu fi'il dikatakan tidak shohihul akhir.

Di akhir katanya tidak boleh terdapat wawu 'و', karena wawu juga termasuk huruf illat, contoh: يَدْعُوْ
Di akhir katanya tidak boleh terdapat huruf yaa 'يْ', karena huruf yaa juga termasuk huruf illat, contoh: يَرْمِيْ
Jadi manakala fi’il mudlori’ yang disebutkan diatas terdapat amil yang menjazemkan maka  bukan alamat sukun yang menempati alamat jazem nya, melainkan hadzfu yang akan kami paparkan dibawah (pembuangan huruf illat) ا وي  dan huruf terahir tetap dibaca seperti apa adanya.

Berikut ini contoh fi’il mudhori’ yang shohihul akhir dan fi’il tersebut dibaca jazm:
احمد لم يكتب القران (ahmad lam yaktub’ alqur’an) ahmad tidak menulis  alqur’an

Perhatikanlah huruf baa 'بْ' pada ‘يَكْتُبْ‘, kata tersebut berharokat sukun karena ia didahului dengan amil jazm yaitu ‘لَمْ‘ dan ia termasuk fi’il shohihul akhir, yang di akhirnya tidak terdapat alif, wawu, dan yaa (huruf illat).


B. Al-Khadfu (pembuangan huruf  illat)

   Adapaun al-hadzfu menjadi tanda i'rob jazm yang kedua dan mempunyai dua tempat, yaitu fi'il mudhori’ mu'tal akhir dan af'alul khomsah.
Fi'il Mudhori’ Mu'tal Akhir
Fi'il mudhori’ mu'tal akhir adalah kebalikan dari fi'il mudhori’ shohihul akhir, maka pengertiannya pun tinggal dibalik saja yaitu:

 Fi'il mudhori’ yang di akhir katanya terdapat alif (layinah)/alif bengkok, contoh : يَخْشَى , huruf 'ى' merupakan huruf illat yang membuat suatu fi'il dikatakan mu'tal akhir.

Fi'il mudhori’ yang di akhir katanya terdapat wawu 'و', karena wawu juga termasuk huruf illat, contoh: يَدْعُوْ

Fi'il mudhori’ yang di akhir katanya terdapat huruf yaa 'يْ', karena huruf yaa juga termasuk huruf illat, contoh: يَرْمِيْ

Nah, dalam tanda i'rob jazm fi'il ini mempunyai tanda al-hadzfu (dihilangkan), yaitu dihilangkannya huruf illat (alif layinah, wawu, yaa) yang terdapat di akhir katanya.

Berikut ini contoh fi'il mudhori’ mu'tal akhir yang dibaca jazm:


No.

Fi’il Mu’tal Akhir (Rofa’)

Arti

Fi’il Mu’tal Akhir (Jazm)

Arti
1.
يَخْشَى
Dia (lk) takut

يَخْشَ لم
Lam yakhsya
Dia (lk) belum takut
2.
يَدْعُوْ
Dia (lk) berdoa

يَدْعُ لم
Lam yadu’
Dia (lk) belum berdoa
3.
يَرْمِيْ
Dia (lk) membuang

 يَرْمِ  لم
Lam yarmi
Dia (lk) belum membuang

   Jika diperhatikan dengan seksama pada tabel di atas, maka sangat jelas bahwa fi'il mu'tal (yang diakhiri dengan huruf illat 'alif layinah, wawu, dan yaa') dalam keadaan jazm maka harus membuang huruf illat nya. Pada contoh di atas, huruf jazm berupa 'لَمْ' membuat kata setelahnya harus dibaca jazm yaitu dengan membuang huruf illat (ى، و، ي). Dan untuk huruf  atau amil apa aja yang bisa menjazemkan fi’il mudlori’ telah  kami terangkan pada bab fi’il.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar