Minggu, 27 September 2020

Faedah-faedh fiil tsulasi mazid

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Fi’il Tsulatsy Mazid


Fi’il Tsulatsy Mazid ialah kalimat yang fi’il madzinya memuat lebih dari 3 huruf, dengan rincian yang 3 huruf asal, dan yang lain berupa huruf tambahan, contoh: اِجْتَمَعَ . secara garis besar fi’il tsulatsy mazid terbagi tiga macam:

Berikut adalah pembagian Fi’il, yaitu;


1.      Fi’il tsulatsy mazid ruba’i, yaitu: Kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 4 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 1 huruf tambahan berupa; hamzah qotho’, tadl’if dan alif.


2.      Fi’il tsulatsy mazid khumasi, yaitu: Kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 5 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 2 huruf tambahan berupa; hamzah washol, nun, ta’, tadl’if dan alif.


3.      Fi’il tsulatsy mazid sudasi, yaitu: Kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 6 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 3 huruf tambahan berupa; hamzah washol, alif, sin, ta’, tadl’if, wawu, nun, ya’ dan lam.


B.      Fi’il Tsulatsy Mazid Ruba’i


Fi’il tsulatsy mazid ruba’i ialah kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 4 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 1 huruf tambahan.  Adapun huruf tambahan tersebut berupa; hamzah qotho’, tadl’if dan alif.


Fi’il tsulatsy mazid ruba’i ini terbagi atas 3 bab yaitu; فَعَّلَ، فَاعَلَ، اَفْعَلَ


Bab I mengikuti wazan فَعَّلَ


  Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan فَعَّلَ  dengan menambah tadl’if pada ‘ain fi’ilnya, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;


1.      لِلتَّعْدِيَةِ yaitu menunjukkan arti (ta’diyah) merubah fi’il yang asalnya lazim menjadi muta’addi. Contoh: فَرَّحَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaed membahagiakan ‘amr).


2.      لِلدَّلاَلَةِ عَلَى التَّكْثِيْرِ yaitu menunjukkan makna banyak. Contoh: قَطَّعَ زَيْدٌ الْحَبْلَ (Zaed telah memotong-motong sebuah tali).


3.      لِنِسْبَةِ الْمَفْعُولِ اِلَى اَصْلِ الْفِعْلِ yaitu menunjukkan arti menyerupakan maf’ul pada asal fi’il. Contoh: كَفَّرَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaed telah mengkafirkan ‘amr).


4.      لِسَلْبِ اَصْلِ الْفِعْلِ مِن الْمَفْعُولِ yaitu menunjukkan arti menghilangkan asal fi’il dari maf’ul. Contoh: قَشَّرَ زَيْدٌ الْرُّمَّانَ (Zaed telah menguliti buah delima).


5.      لاِتِّخَاذِ الْفِعْلِ مِن الاِسْمِ yaitu menunjukkan arti mencetak fi’il dari isim. Contoh: خَيَّمَ الْقَوْمُ (Para pengungsi letah membuat tenda).


Bab II mengikuti wazan فَاعَلَ


  Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan فَاعَلَ dengan menambah alif yang terletak antara fa’ dan ‘ain fi’il, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;

1.      لِلْمُشَاركَةِ بَيْنَ اِثْنَيْنِ yaitu menunjukkan arti persekutuan dalam pekerjaan antara fa’il dan maf’ul. Contoh: ضَارَبَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaed dan ‘amr saling memukul).

2.      لِمَعْنَى فَعَّلَ الَّتِى لِلتَّكْثِيْرِ yaitu menunjukkan arti sama dengan wazan  فَعَّلَ yang berfaedah makna banyak. Contoh: ضَاعَفَ اللهُ بِمَعْنَى ضَعَّفَ (Semoga Alloh melipat gandakan pahala atas dirinya).

3.      لِمَعْنَى اَفْعَلَ الَّتِى لِلتَّعْدِيَةِ yaitu menunjukkan arti sama dengan wazan اَفْعَلَ yang berfaedah merubah fi’il yang asalnya lazim menjadi muta’addi. Contoh: عَافَاكَ اللهُ بِمَعْنَى اَعْفَاكَ  (Semoga Alloh mengampuni kamu).

4.       لِمَعْنَى فَعَلَ الْمجَرَّدِ yaitu menunjukkan arti sama dengan wazan فَعَلَ  mujarrod. Contoh: سَافَرَ زَيْدٌ  (Zaed telah bepergian).


Bab III mengikuti wazan اَفْعَلَ


Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan اَفْعَلَ dengan menambah hamzah qotho’ di awal kalimat, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;

1.      لِلتَّعْدِيَةِ yaitu menunjukkan arti (ta’diyah) merubah fi’il yang asalnya lazim menjadi muta’addi. Contoh: اَكْرَمَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaed telah memuliakan ‘amr).

2.      لِلدُّخُوْلِ فِى الشَّيْءِ yaitu menunjukkan arti masuk ke dalam sesuatu/masa/waktu. Contoh: اَمْسَى الْمُسَافِرُ (Seorang musafir telah masuk waktu sore).

3.      لِقَصْدِ الْمَكَانِ yaitu menunjukkan arti fa’il menuju pada suatu tempat/asal fi’il. Contoh: اَعْرَقَ زَيْدٌ (Zaed menuju tanah Iraq).

4.      لِوُجُوْدِ مَا اِشْتُقَّ مِنْهُ الْفِعْلُ فِى الْفَاعِلِ yaitu menunjukkan arti terbentuknya fi’il pada asal fa’il. Contoh: اَوْرَقَ الشَّجَرَ (Pohon itu telah tumbuh daunnya).

5.      لِلْمُبَالَغَةِ (mubalaghoh) yaitu menunjukkan arti berlebih-lebihan ma’na yang ditunjukkan fi’il. Contoh: اَسْغَلْتُ عَمْرًا (Saya sangat menyibukkan ‘amr).


C.      Fi’il Tsulatsy Mazid Khumasi


   Fi’il tsulatsy mazid khumasi ialah kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 5 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 2 huruf tambahan.  Adapun huruf tambahan tersebut berupa; hamzah washol, nun, ta’, tadl’if dan alif.

Fi’il tsulatsy mazid khumasi ini terbagi atas 5 bab yaitu; تَفَاعَلَ، تَفَعَّلَ، اِفْتَعَلَ، اِنْفَعَلَ، اِفْعَلَّ


Bab I mengikuti wazan تَفَاعَلَ


Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan تَفَاعَلَ dengan menambah ta’ dipermulaan dan alif yang terletak antara fa’ dan ‘ain fi’il, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;


1.      لِلْمُشَاركَةِ بَيْنَ اِثْنَيْنِ yaitu menunjukkan arti persekutuan antara dua orang atau lebih dalam melakukan sesuatu (asal fi’il). Contoh: تَضَارَبَ زَيْدٌ عَمْرٌو (Zaed dan ‘amr saling pukul memukul).

2.      لاِظْهَارِ مَا لَيْسَ فِى الْوَاقِعِ yaitu menunjukkan arti fa’il menampakkan sesuatu (asal fi’il) yang tidak sebenarnya. Contoh: تَمَارَضَ زَيْدٌ (Zaed pura-pura sakit).

3.      لِلْوُقُوْعِ تَدْرِيْجًا yaitu menunjukkan arti jatuhnya atau terjadinya sesuatu (asal fi’il) secara bertahap. Contoh: تَوَارَدَ الْقَوْمُ (Para kaum itu datang secara bertahap).

4.      لِلتَّعْدِيَةِ مَعْنَى الْمُجَرَدَ yaitu menunjukkan arti sama dengan mujarrodnya. Contoh: تَعَالَى (Maha tinggi).

5.      لِمُطَاوَعَةِ فَاعَلَ yaitu menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan فَاعَلَ. Contoh: بَاعَدْتُ زَيْدًا فَتَبَاعَدَ (Saya menjauhkan zaed, maka jauhlah dia).


Bab II mengikuti wazan تَفَعَّلَ


Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan تَفَعَّلَ dengan menambah ta’ dipermulaan dan tadl’if pada ‘ain fi’ilnya, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;

1.      لِمُطَاوَعَةِ فَعَّلَ yaitu menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan فَعَّلَ. Contoh: كَسَرْتُ الزُّجَاجَ فَتَكَسَّرَ (Saya memecah kaca, maka terpecahlah kaca itu).

2.      لِلتَّكَلُّفِ (takalluf) yaitu menunjukkan arti kesungguhan fa’il dalam usaha (asal fi’il) supaya berhasil. Contoh: تَشَجَّعَ زَيْدٌ (Zaed memberanikan diri).

3.      لاِتِّخَاذِ الْفَاعِلِ اَصْلَ الْفِعْلِ مَفْعُوْلاً (ittikhodz) yaitu menunjukkan arti mengambil fa’il pada maf’ul untuk dijadikan asal fi’il. Contoh: تَبَنَّيْتُ يُوْسُفَ (Aku mengambil anak anggkat Yusuf. Maksudnya Aku ambil Yusuf sebagai anak angkat).

4.      لِلدَّلاَلَةِ عَلَى مُجَانِبَةِ الْفِعْلِ yaitu menunjukkan arti fa’il menjauhi asal fi’il. Contoh: تَذَمَّمَ زَيْدٌ (Zaed menjauhi sifat tercela).

5.      لِلصَّيْرُوْرَةِ (shoiruroh) yaitu menunjukkan arti berubahnya fa’il menjadi asalnya fi’il. Contoh: تَأَيَّمَتْ الْمَرْاَةُ (Perempuan itu menjadi janda).


Bab III mengikuti wazan اِفْتَعَلَ


Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan اِفْتَعَلَ dengan menambah hamzah dipermulaan dan ta’ yang terletak antara fa’ dan ‘ain fi’il, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;

1.      لِمُطَاوَعَةِ فَعَلَ yaitu menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan  فَعَلَ. Contoh: جَمَعْتُ الاِبِيْلَ فَاجْتَمَعَ (Saya telah mengumpulkan onta, maka onta itu telah terkumpul).

2.      لاِتِّخَاذِ yaitu menunjukkan arti membuat. Contoh: اِخْتَبَزَ زَيْدٌ (Zaed telah membuat roti).

3.      لِزِيَادَةِ الْمُبَالَغَةِ yaitu menunjukkan bertambahnya bobot pada ma’na fi’il. Contoh: اِكْتَسَبَ زَيْدٌ (Saya bersungguh-sungguh dalam bekerja).

4.      لِمَعْنَى فَعَلَ yaitu menunjukkan makna sama dengan wazan  فَعَلَ. Contoh: اِجْتَذَبَ زَيْدٌ  (Zaed telah menarik sesuatu). Lafadz اِجْتَذَبَ artinya sama dengan lafadz جَذَبَ

5.      لِمَعْنَى تَفَاعَلَ yaitu menunjukkan makna sama dengan wazan تَفَاعَلَ. Contoh: اِخْتَصَمَ  (Saling bertengkar).


Bab IV mengikuti wazan اِنْفَعَلَ


Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan اِنْفَعَلَ dengan menambah hamzah washol dan nun dipermulaan, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;

1.      لِمُطَاوَعَةِ فَعَلَ yaitu menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan  فَعَلَ. Contoh: كَسَّرْتُ الزُّجَاجَ فَاِنْكَسَرَ (Saya memecahkan kaca, maka pecahlah kaca itu).

2.      لِمُطَاوَعَةِ اَفْعَلَ yaitu menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan  اَفْعَلَ. Contoh: اَزْعَجَهُ فَانْزَعَجَ (Dia menggerak-gerakkan benda, maka bergeraklah benda itu).

Bab V mengikuti wazan اِفْعَلَّ

Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan اِفْعَلَّ dengan menambah hamzah washol dipermulaan dan tadl’if pada lam fi’ilnya, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;

1.      لِلدَّلاَلَةِ عَلَى الدُّخُوْلِ فِى الصِّفَةِ yaitu menunjukkan arti masuknya fi’il pada suatu sifat/asal fi’il. Contoh: اَحْمَرَّ الْبُسْرُ (Buah kurma itu telah memerah, maksudnya telah masuk warna merah).

2.      لِلْمُبَالَغَةِ yaitu menunjukkan arti mubalaghoh. Contoh: اَسْوَدُّ اللَّيْلُ (Malam ini sangat gelap gulita).



D.     Fi’il Tsulatsy Mazid Sudasi


  Fi’il tsulatsy mazid sudasi ialah kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 6 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 3 huruf tambahan.  Adapun huruf tambahan tersebut berupa; hamzah washol, alif, sin, ta’, tadl’if, wawu, nun, ya’ dan lam.

Fi’il tsulatsy mazid sudasi ini terbagi atas 6 bab yaitu; اِسْتَفْعَلَ، اِفْعَوْعَلَ، اِفْعَالَّ، اِفْعَوَّلَ، اِفْعَنْللَ، اِفْعَنْلَى


Bab I mengikuti wazan اِسْتَفْعَلَ


Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِسْتَفْعَلَ dengan menambah hamzah washol, sin dan ta’ dipermulaan, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;


1.      لِلطَّلَبِ الْفِعْلِ yaitu menunjukkan arti fa’il mencari asalnya fi’il dari maf’ul. Contoh: اِسْتَغْفَرَ زَيْدٌ اللهَ  (Zaed minta ampun pada Alloh).

2.      لِلْوُجْدَانِ عَلَى الصِّفَةِ yaitu menunjukkan arti fi’il menemukan maf’ul dalam suatu sifat (asal fi’il). Contoh: اِسْتَعْظَمْتُ الاَمْرَ (Aku anggap besar/sangat penting pada perkara).

3.      لِلتَّحَوُّلِ yaitu menunjukkan arti berubah atau pindahnya fa’il pada asal fi’il. Contoh: اِسْتَحْجَرَ الطِّيْنُ (Tanah liat itu membatu, maksudnya berubah menjadi batu).

4.      لِلتَّكَلُّفِ yaitu menunjukkan arti kesungguhan fa’il untuk menghasiklan asal fi’il. Contoh: اِسْتَجْرَأَ (Ia memberanikan diri).

5.      لِمَعْنَى فَعَلَ yaitu menunjukkan makna sama dengan wazan  فَعَلَmujarrod. Contoh: اِسْتَقَرَّ  (tetap itu perkara). Lafadz قَرَّ artinya tetap.


Bab II mengikuti wazan اِفْعَوْعَلَ


  Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَوْعَلَ dengan menambah hamzah washol dipermulaan, tadl’if ‘ain fi’il dan wawu diantara dua ‘ain fi’il, yang mempunyai dua faedah, diantaranya;

1.      لِلْمُبَالَغَةِ yaitu menunjukkan arti mubalaghoh (berlebihan makna fi’il). Contoh: اِجْدَوْدَبَ زَيْدٌ (Zaed sangat bongkok).

2.      لِمَعْنَى فَعَلَ yaitu menunjukkan makna sama dengan wazan  فَعَلَmujarrod. Contoh: اِحْلَوْلَى التَّمْرُ (Buah kurma itu manis). Lafadz اِحْلَوْلَى artinya sa dengan lafadz حَلاَ yaitu manis


Bab III mengikuti wazan اِفْعَالَّ


  Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَالَّ dengan menambah hamzah washol dipermulaan, alif setelah ‘ain fi’il dan tadl’if lam fi’il, yang berfaedah sebagai berikut;


1.      لِلْمُبَالَغَةِ فِى الدُّخُوْلِ فِى الصِّفَةِ yaitu menunjukkan arti mubalaghoh (berlebihan suatu sifat/asal fi’il yang dimiliki. Contoh: اِصْفَارَّ الْمَوْزُ (Pisang itu sangat kuning).


Bab IV mengikuti wazan اِفْعَوَّلَ


Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَوَّلَ dengan menambah hamzah washol dipermulaan dan dua wawu setelah ‘ain fi’il, yang berfaedah sebagai berikut;


1.      لِلْمُبَالَغَةِ اللاَّزِمِ yaitu menunjukkan arti mubalaghoh makna fi’il lazim. Contoh: اِخْرَوَّطَ شُعَاعُ الشَّمْسِ (Sorot matahari itu sangat tajam).


Bab V mengikuti wazan اِفْعَنْللَ


  Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَنْللَ dengan menambah hamzah washol dipermulaan, nun diantara fa’ dan lam fi’il dan lam, yang berfaedah sebagai berikut;

1.      لِمُطَاوَعَةِ اللاَّزِمِ yaitu menunjukkan arti mutowa’ah yang bersifat lazim. Contoh: اِقْعَنْسَسَ الرَّجُلُ (Seorang laki-laki itu telah terlambat).


Bab VI mengikuti wazan اِفْعَنْلَى


  Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَنْلَى dengan menambah hamzah washol dipermulaan, nun diantara fa’ dan lam fi’il dan ya’ (menjadi alif), yang berfaedah sebagai berikut;

1.      لِمُطَاوَعَةِ اللاَّزِمِ yaitu menunjukkan arti mutowa’ah yang bersifat lazim. Contoh: اِسْلَنْقَى الرَّجُلُ (Seorang laki-laki itu telah ketemu/setelah lama di DPO).




DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, Yayasan Pelingkar Penterjemah dan Pentafsir Al-Qur’an, 1979

Kholiq Abdullah, terjemah nadzom maqsud, Nganjuk PP Darus Salam.

Hamid Abdul Manaf, Pengantar Ilmu Shorof, Nganjuk Fathul Mubtadiin.

Disusun oleh:

Sarwono, dkk. PBA Madin INSURI Ponorogo

by : Sarwana09.blospot

2 komentar: